JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional yang diselenggarakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hadir untuk menyampaikan sambutannya.
“Sebuah kehormatan besar bagi saya atas undangan GNPF-Ulama. Saya Muslim. Selain muslim, saya juga nasionalis. Saya merasa sejuk mendengar sambutan Habib Rizieq Syihab. Komitmen beliau tidak saja untuk umat Islam, tapi juga bangsa Indonesia. Komitmennya terhadap Pancasila dan UUD 45 jelas,” kata Prabowo saat memberi sambutan di Hotel Menara Peninsula, Jum’at (27/7/2018).
Banyak pihak yang memframing Habib Rizieq pemimpin Islam Garis Keras. Namun, Prabowo mengakui, Habib Rizieq adalah sahabatnya. “Saya termasuk jaminannya, saya adalah sahabatnya. Malam ini saya nyatakan, bahwa beliau (HRS) memang Imam besar umat Islam.
Dikatakan Prabowo, ulama adalah pemimpin umat. Ulama bisa merasakan apa yang terjadi dengan bangsa kita Jika sesuatu menimpa rakyat Indnesia berarti menimpa lebih banyak umat Islam. “Kalau terjadi proes penghancuran ekonomi Indonesia, maka yang merasakan dampaknya adalah mayoritas umat Islam. Termasuk minoritas turut terkena imbasnya.“
Prabowo mengatakan, “Saya ini serdadu, tentara yang dilatih berperang. Saya ditanya kenapa dekat dengan ulama? Saya bilang, tentara pasti dekat dengan ulama. Kalau tentara dikirim ke medan perang, saat mau mati, pasti cari kiai untuk dimintai doanya,” kata Prabowo guyon.
Prabowo mengakui, bahwa dirinya dekat dengan kelompok Islam, seperti Masyumi, NU, dan Muhammadiyah. “Semuanya dekat. Jadi, tidak ada itu tentara hijau. Prajurit-prajurit pasti dekat sama ulama. Karena ulama adalah tempat kami minta petunjuk, saran dan nasihat. Terbukti disaat Indonesia krisis (Mei 1998), saya datangi dan komunikasi dengan tokoh Islam, seperti Gus Dur dan Amin Rais.’
Seperti diketahui, Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional merekomendasikan dua pilihan Capres dan Cawapres: Prabowo-Salim Segaf Al Jufri, dan Prabowo – Abdul Shomad. (des)