JAKARTA (Panjimas.com) – “Kedaan kita tambah senang atau susah? Ini negara sehat atau sakit? Kalo gitu, ganti atau lanjut?” Demikian kata pembuka Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan saat sambutan dalam Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasioal di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jum’at (27/7/2018) malam lalu.
Zulkifli mengatakan, negeri ini berdiri atas jasa para ulama. Sejarah mencatat dengan tinta emas ihwal peran para ulama saat merebut kemerdekaan hingga mempertahankan kemedekaan.
“Di Pelabuhan Sunda Kelapa, ulama melawan penjajah Portugis, dan memberi nama kota Jayakarta. Di Tanah Jawa, ada ulama yang sekaligus umaro, yakni Diponogoro. Dengan jubahnya, ia melawan penjajah Belanda. Lalu ada Imam Bonjol yang mengsuir penjajah dari Tanah Minang, KH. Hasyim Asy’ari dengan resolusi jihadnya, KH. Ahmad Dahlan dan para ulama lainnya,” ungkap Zulkifli Hasan.
Tapi kini, lanjut Zulkifli, peran ulama dipinggirkan dari panggung politik, ekonomi dan sosial . Ulama hanya sebatas mengurus permasalahan kegamaan, zikir, ngaji, tapi eknomi dan politik nanti dulu. Kecurigaan yang tak berdasar jika ulama dan umat Islam dituduh memecah belah bangsa.
“Bagaimana mungkin, umat Islam yang merebut kemerdekaan, memecah belah negerinya sendiri. Juga mustahil, umat Islam yg merelakan tujuh kata dalam Piagam Jakarta, ingin menghancurkan bangsanya sendiri. Sangat disayangkan, jika umat Islam hanya sebatas ibadah, tapi untuk menguasai ekonomi nanti dulu, berpolitik pun akan dicabut hingga akar-akarnya,” kata Zulkifli.
Meski reformasi telah berlangsung 20 tahun, namun sulit dirasakan gagasan persatuan umat Islam yang mayortas, bisa menjadi kekuatan politik. Kita tahu, umat Islam yang 80%, tapi tidak mampu menjadi kekuatan politik. “Indonesia lahir merdeka, bersatu merdeka, adil, dan berdaulat dan setara. Negeri kita adalah negeri kesepakatan, bukan milik satu kelompok yang menguasai separuh kekayaan,” tandasnya.
Zulkifli Hasam berharap, dengan Ijtima Ulama bisa menyatukan kembali dan momentum umat Islam untuk membuktikan bahwa islam dan kebangsaan seiring sejalan. Ini bukan sekedar politik, pemilu, dan pilpres. Ijtima Ulama adalah sebuah ikhtiar terwujudnya persatuan umat Islam, sehingga akan mendatangkan kemenangan.
“Islam hadir untk menjadi solusi bagi bangsanya. Saya Zulkifli Hasan Sami’na Waato’na. Kami patuh pada keputusan ulama. Kami menghormati dan memuliakan ulama untuk mewujudkan Indonesia yg thoyyibatun wa rabbun ghafur. Semoga Allah memberi kekuatan pada umat ini,” tegasnya. (des)