JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional di Hotel Menara Peninsula, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyinggung sistem ekonomi Indonesia yang dinilainya keliru dan gagal.
“Berdasarkan data yang bersumber dari lembaga pemerintah sendiri dan bank-bank Internasional, Saya ingin menggugah semua lapisan, bahwa sistem ekonomi Indonesia sekarang ini keliru, dan tidak mungkin mensejahterakan rakyat Indonesia,” kata Prabowo.
“Sistem yang ada sekarang merupakan penyimpangan dari cita-cita para pendiri bangsa kita. Sistem ekonomi neo liberal terbukti gagal. Kegagalan itu sudah diakui pemimpin-pemimpin Barat. Cilakanya, pemimpin Indonesia dan para elitnya pura-pura tidak tahu, seolah tidak ada masalah di negara kita. Bahkan menyebut kemiskinan di Indonesia turun. Justru ini saat ini terjadi proses pemikinan selama sejarah RI. Semua sendi kehidupan bangsa dan negara, terkena dampaknya,” ungkapnya.
Prabowo juga menyebutkan, kekayaan di Indonesia tidak tersisa, karena dikuasai segelintir manusia. Kekayaan Indonesia kurang dari 1 persen. “Tidak ada kekayaan yang tinggal di Indonesia, semua mengalir keluar Indonesia. Kita lihat sekarang, mata uang Indonesia tambah rusak dan lemah. Dalam lima tahun terakhir, kita tambah miskin.“
Lebih jauh, Prabowo mengaku prihatin dengan adanya sebagian BUMN yang dijual. Padahal, BUMN itu pertahanan terakhir ekonomi sebuah negara. Sebut saja seperti Singapur, 80% BUMN-nya dikuasai negara. Begitu juga dengan Rusia, Cina dan India. BUMN adalah kekuatan mereka.
“Tapi, hari ini BUMN kita dijual diam2, tanpa transparansi. Diantaranya, Pertamina yang sebagian asetnya dijual. Kita prihatin, Garuda bangkrut, PLN bangkrut, perusahaan gas negara bangkrut, BRI menebritkan bonds (utang) dan sebagainya. Bangsa Indonesia sedang sakit, melampaui stadium lanjut, perlu upaya untuk menyelamatkannya.”
Ibarat tim sepak bola, jika permainnya tidak bagus, maka manajernya harus diganti. Indonesia diambang kehancuran. Harga-harga melambung tinggi, rakyat susah disuruh diet. Untuk merubah itu, perlu itikad untuk melakukan perbaikan. “Mau tidak mau harus merubahnya melalui kekuasan politik. Saya dan Gerindra terus berjuang, untuk minta mandat dari rakyat untuk mengembaikan kekayaan dan aset negara, serta menjaga kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Prabowo menghargai harapan GNPF-Ulama untuk segera membentuk Koalisi Keuamatan. “Gerindra bersama PKS, dan PAN secara defacto sudah berjalan. Saya selalu konsultasu dengan Zulkifli Hasan dan Amin Rais. Tapi Yusril saya tidak ajak, karena beliau sering ke luar negeri. Saya juga berharap Demokrat diajak gabung bersama GNPF-Ulama,” tukasnya sambil tersenyum.
Secara tegas, Prabowo menyatakan, bahwa dirinya siap jadi alat utk perubahan, dan siap jadi alat umat dan rakyat indinesia. “Tapi kalau saya tidak dibutuhkan dan ada orang lain yang lebih baik, saya siap mendukungnya demi kepentingan rakyat. Itu komitmen saya. Dengan segala kekuatan yang ada, kita akan berjuang untuk kepentingan bangsa, rakyat dan kedaulatan. Kita ingin Indonesia berdiri di kaki sendiri. Kita tidak mau jadi anteknya orang asing,” tegas Prabowo mengakhiri pidato politiknya. (des)