JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama [GNPF Ulama) Ustaz Yusuf Muhammad Martak menegaskan, Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional tidak mengarah pada calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.
Kalau tidak mengarahkan calon-calon tertentu, tapi kenapa Persaudaraan Alumni 212 mengarah pada Prabowo setelah pertemuannya di Hotel Sultan. Dikatakan Ustaz Yusuf Martak, Ijtima’ Ulama adalah acara yang digagas sebagai acara puncak dari prjuangan umat yang diwakili GNPF-Ulama.
“Kami melakukan diskusi dengan beberapa partai, seperti Gerindra, PKS, PAN, PBB, dan Berkarya. Diharapkan, internal partai membhas koalisi keumatan dan kebangsaan, agar bisa mencapai satu konklusi dan diwujudkan dalam bentuk koalisi dan deklarasi,” ujar Ustaz Yusuf,
Dengan segala dinamika dan permasalahan di masing-masing partai, deklarasi belum terwujud. Dalam Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional, partai yang diundang untuk hadir diharapkan terbuka dan tergugah hatinya, sehingga ada mufakat untuk membentuk koalisi keumatan dan dilanjutkan dengan deklarasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Persaudaraan Alumni 212 telah melakukan pertemuan dengan Prabowo, Senin (23/7/2018) malam di Hotel Sultan, Jakarta. Partai Koalisi Keumatan ( Gerindra, PAN, PKS, PBB, Partai Berkarya, dan Partai Idaman duduk bersama untuk bertukar pikiran demi kemaslahatan umat dan bangsa dalam acara silaturahmi dan tukar pikiran dengan Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212.
Dari kalangan ulama dan tokoh PA 212 hadir : KH Kholil Ridwan (DDII ), KH Ahmad Shobri lubis (Ketua Umum FPI), KH. Maksum Bondowoso, KH Ahmad Maksum Ciamis, Abah Raud ( Adzikra ), Usamah Hisyam (Ketum Parmusi ), KH Misbahul Anam ( GNPF Ulama ), Syarwan Hamid, Egy Sudjana, Ahmad Michdan dan para tokoh lainnya.
Tampak hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi sekjen dan waketum. Juga hadir Ketua Dewan Pertimbangan PAN Amien Rais didampingi sekjen. Lalu Sekjen PBB, Waketum partai Idaman. PKS dan Berkarya berhalangan hadir karena padatnya agenda partai.
Dalam pertemuan tersebut mereka saling bertukar pikiran mengenai masalah keumatan dan kebangsaan, diantaranya masalah pertahanan NKRI, PLN, Pertamina, Garuda, dan sebagainya. Ada kesamaan pandangan diantara peserta pertemuan, bahwa bangsa ini harus segera diselamatkan, kepemimpinan nasional harus ada pergantian. Persatuan umat harus diikat terus menerus.
Dalam waktu dekat akan segera dilaksanakan Deklarasi Koalisi Partai Keumatan di Jakarta. Dalam pertemuan itu juga disinggung masalah kepemimpinan nasional Indonesia. Rakyat Indonesia butuh pemimpin yang berani dan tegas serta tidak berkhianat kepada bangsa dan agamanya.
Kemungkinan besar partai koalisi keumatan akan mencalonkan Prabowo Subinto sebagai Capres dan terus menggodok nama Cawapres ( merucut pada dua nama ). Untuk calon pemimpin bangsa ini akan dimatangkan kembali dalam Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional pada 27-29 Juli mendatang. (des)