JAKARTA, (Panjimas.com) – Saat membuka resmi acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional, di Jakarta, Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Syihab (HRS) menitipkan sejumlah amanat kepada seluruh ulama dan tokoh nasional di acara yang dihadiri sekitar 500 ulama itu.
Habib Rizieq berpesan kepada seluruh peserta bahwa ijtima ini digelar untuk memusyawarahkan persoalan-persoalan bangsa yang penting di bidang dakwah, sosial, politik dan ekonomi.
“Musyawarah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.Ajaklah mereka bermusyawarah dalam urusan mereka. Urusan yang penting termasuk bangsa dan negara. Musyawarah juga identitas orang beriman. Selain itu, musyawarah merupakan ciri dan karakter bangsa sejak dulu,” tutur Habib Rizieq dalam sambutannya.
Melalui Ijtima Ulama yang digelar dari tanggal 27-29 Juli 2018 ini, Imam Besar juga berharap dapat memperkuat barisan umat menuju Indonesia Berkah. Habib Rizieq juga menyerukan agar Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional tersebut mampu mendorong persatuan partai partai politik yang selama ini berjuang bersama umat untuk melawan tirani kezaliman.
“Ayo, kita satukan koalisi umat untuk NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Ayo, kita satukan mereka dalam gerakan perjuangan melawan komunisme, liberalisme, Islamophobia. Ayo, duduk bersatu kedepankan kepentingan bangsa, negara, dan agama,” tegas Ketua Dewan Pembina GNPF itu.
Habib Rizieq juga berharap dari Ijtima Ulama ini akan muncul koalisi tegak dan tangguh yang siap merobohkan tembok keangkuhan, kesombongan dan tirani kezaliman. Koalisi yang lahir dari rahim ijtima ini akan didukung oleh gelombang umat yang besar yang selama ini menjadi silent majority dan termarjinalkan.
“Belajarlah pada Pilkada DKI. Bagaimana keikhlasan niat dan kebulatan tekad mampu mengalahkan petahana yang ditopang negara, dan lain-lain. Karenanya jangan takut pada kekayaan, kebesaran, dan kekuatan kezaliman. Ingat saat yang haq sudah tiba, maka yang batil akan sirna.” pungkas Habib Rizieq. [ES]