JAKARTA (Panjimas.com) – Pancasila dan UUD 1945 dengan rumusannya tidak lepas dari sumbangan para politikus Islam ketika itu. Peran ulama dalam sejarah perjuangan bangsa ini, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan, membuktikan, betapa besar dan pentingnya para ulama dan tokoh Islam.
Demikian diungkapkan Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama [GNPF Ulama) Ustaz Yusuf Muhammad Martak saat membuka ljtima’ Ulama dan Tokoh Nasional di Jakarta, Jum’at (27/7/2018) malam.
“Saat ini ada gerakan besar, by design dan sistematis, dimana peran Ulama dan Santri dalam membela negara bangsa dan agama dipinggirkan. Bahkan dalam penulisan buku-buku pelajaran sejarah, peran ulama dan santri digantikan pelaku sejarah yang lain. Padahal di zamannya, Ulama dan Santri membangun kesatuan dan persatuan nasional melawan penjajah,” ungkap Ustaz Yusuf.
Dikatakan Ustaz Yusuf, gerakan deislamisasi dan de-ulamaisasi ini terus meningkat hingga kepada tingkat delegitimasi ulama dan bahkan kriminalisasi ulama. “Inilah keprihatinan mendalam yang kami rasakan. Itulah sebabnya, para ulama perlu berkumpul, bermusyawarah untuk merumuskan arah perjuangan bangsa dan negara. Kami ingin berbuat untuk agama, bangsa dan negara, baik dalam bidang ekonomi, politik, dan dakwah.”
Melalui Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional, diharapkan memberikan ruang bagi para ulama dan tokoh Nasional, sesuai dengan arahan dan harapan Imam besar Habib Muhammad Rizieq Shihab untuk mendiskusikan dan merumuskan materi, mulai dari ekonomi, dakwah, hingga pasangan calon jelang pilpres ditahun 2019. “Harapannya, paslon yang akan direkomendasikan nantinya bisa memenuhi harapan umat Islam dan masyarakat pada umumnya demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara,” tukasnya.
Dikatakan Ustaz Yusuf Martak, Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional yang diselenggarakan oleh GNPF Ulama dijalankan dengan netral tanpa mengarahkan atau bertujuan memilih calon tertentu. “Oleh karena itu, kami menghimbau kepada para tokoh-tokoh politik dari partai Gerindra, PKS, PAN, PBB, dan Partai Berkarya, agar bersedia memberikan komitmennya secara terbuka dihadapan para Ulama dan tokoh yang berasal dari seluruh pelosok tanah air.”
Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional dapat mendeklarasikan Koalisi Keumatan dan Kebangsaan, sehingga para Ulama dan tokoh Nasiional dapat segera mengkonsolidaslkan kekuatan dan mencegah para advonturir politik mengeksploitasi partai politik dan umat Islam untuk kepentingan jangka pendek dan pragmatis politik. (des)