JAKARTA (Panjimas.com) – Presiden RI Joko Widodo saat meletakkan batu pertama Menara MUI, Kamis (26/7/2018) di Jakarta Timur, mengatakan, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Oleh sebab itu, Jokowi mengajak kita semua untuk terus membangun Ukhuwah Islmiyah dan Ukhuwah wathoniyah.
“Anugrah Allah kepada bangsa Indonesia adalah adanya perbedaan beragam suku, agama, adat, dan tradisi, mulai dari Sabang sampe Merauke. Jangan sampe persatuan, kerukunan dan persaudaraan kita retak,” ujar Jokowi.
Jokowi berpesan, jangan gara-gara pesta demokrasi, atau gara-gara pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan walikota. Seperti kita ketahui, Setiap lima tahu, Pilkada dan Pemilu akan terus ada. Sangat besar ongkos sosialnya, bila ukhwah, kerukunan dan persaudaran menjadi rusak.”
Hendaknya, lanjut Jokowi, kita selalu berprasangka baik, berpikiran positif, tidak mengembangkan pikiran negative. “Seperti pesan Kiai Haji Ma’ruf Amin, kita jangan khusnul tafahum alias gampang curiga dan berprasangka buruk,” pesannya.
Terkait pembangunan Menara MUI berlantai 17-20 lantai seperti yang direncanakan, Jokowi berkomitmen untuk mendorong dan memantau hingga Menara MUI segera terwujud.
Jokowi yakin, dengan ridho Allah dan mengucapakan bismillah, akan kita dorong Menara MUI agar segera cepat terwujud dengan konsep dana wakaf. “Saya bukan orang kaya, tapi akan saya akan memberi semangat, tidak banyak. Harapannya, MUI nantinya punya gedung sendiri, dan realisasi pembangunannya bisa diselesaikan.”
Jokowi juga mengajak yang lain untuk menggelontorkan dana wakaf agar terkumpul secepatnya. “Saya lihat yang naik ke panggung (menerima sertifikat wakif) baru lima orang. Cobalah Chairul Tanjung untuk mendukung pembangunan Menara MUI. Saya baca beritanya tadi pagi, Chairul Tanjung masuk lima besar orang terkaya di Indonesia. Kita pengen tahu nyumbangnya berapa, harus jelas. Itu belum yang lain. Nanti saya akan tagih satu per satu,” ujar Jokowi guyon. (des)