JAKARTA (Panjimas.com) – Pengurus MWC NU, Singosari, Malang, KH Luthfi Bashori Alwi menjelaskan pendapatnya menyikapi Islam Nusantara.
Kiai Luthfi mengutip perkataan Al-Imam Malik
كل يُؤخذ من كلامه ويُرد إلا صاحب هذا القبر
“Setiap kita ucapannya bisa diterima dan boleh ditolak, kecuali pemilik kuburan ini (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam).”
Menurut Kiai Luthfi, Islam Nusantara selama ini menjadi kontroversi di tengah kaum Muslimin, baik di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU) maupun lainnya. Berangkat dari perkataan Al-Imam Malik, maka setiap orang boleh menerima atau menolak Islam Nusantara itu.
Namun demikian, Kiai Luthfi Bashori menegaskan sikapnya. Ia menolak adanya istilah Islam Nusantara.
“Saya sendiri menolak penamaan Islam Nusantara itu. Saya menolak karena banyak faktor. Antara lain dari segi bahasa, kalau dimunculkan Islam Nusantara, kan nanti ada Islam Afrika, ada Islam Eropa, Islam Jepang, di samping Islam Arab. Terjadi dikotomi di antara umat Islam itu sendiri,” kata KH Luthfi Bashori kepada Panjimas.com, Selasa (10/7/2018).
Kiai Luthfi pun mengutip dalil firman Allah Ta’ala,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya, orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10).
“Dengan alasan ini, saya menolak dengan istilah yang sedang marak sekarang ini yaitu Islam Nusantara,” tegasnya. [AW]