BIMA (Panjimas.com) – Jenazah Yaser bin Thamrin akhirnya dimakamkan di Penatoi, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut pihak keluarga, mereka mendapat pemberitahuan dari aparat kepolisian, bahwa Yaser meninggal dunia pada hari Selasa (17/7/2018). Setelah tiga hari ibunda Yaser berhasil menjemput jenazah putranya di RS Polri Kramat Jati, untuk dimakamkan di tanah kelahirannya.
“Kita diberitahu Yaser wafat pada Selasa (17/7/2018) malam. Kemudian jenazah tiba di Bima, pada Jum’at (20/7/2018) siang,” kata salah seorang kerabat Yaser, yang enggan disebutkan namanya, kepada Panjimas.com, Sabtu (21/7/2018).
Proses pemakaman pun berjalan lancar. Tidak ada aksi penolakan dari warga, sebagaimana biasa terjadi di tempat lain.
“Proses pemakaman lancar, tidak ada hambatan. Yaser ini orang baik lulusan sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di NTB, dia juga salah satu ketua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala),” ungkapnya.
Saat ditanya penyebab kematian, pihak keluarga menuturkan aparat kepolisian menyampaikan, Yaser meninggal karena penyakit liver. Namun, menurut keluarga, selama ini Yaser tak pernah memiliki riwayat penyakit tersebut.
“Kalau dibilang sakit liver dan hati, itu pengakuan dari pihak kepolisian. Kami meyakini, dia tidak pernah punya riwayat penyakit itu sebelumnya. Dia sehat, karena masih suka naik gunung,” ujarnya.
Untuk diketahui, Yaser Bin Thamrin, narapidana yang ditahan di sel Super Maximum Security Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, dikabarkan meninggal dunia.
Pria asal bima itu ditangkap pada 30-31 Oktober 2017. Ia dijerat dengan Undang Undang Anti Terorisme, atas dugaan kasus penembakan dua polisi di Bima, yaitu Bripka Zaenal dan Bripka Gofur, pada 11 September 2017 lalu. (Baca: Innalillahi, Ustadz Basri Makassar Dikabarkan Wafat Saat Jalani Masa Tahanan)
Meninggalnya narapidana kasus terorisme sudah dua kali terjadi dalam satu bulan ini. Sebelumnya, Ustadz Muhammad Basri Asal Makassar, juga wafat pada Sabtu (7/07/2018) saat menjalani masa tahanan. [AW]