JAKARTA (Panjimas.com) – Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membantah bahwa dirinya mendukung sistem pemerintahan khilafah sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu tokoh Aksi Bela Islam 212, Bachtiar Nasir dalam sebuah video yang beredar viral di internet.
“Saya tidak pernah menyatakan bahwa saya mendukung khilafah,” kata Kapolri Tito Karnavian di Jakarta, Selasa.
Hal itu diungkapkan Kapolri saat mengomentari video Bachtiar Nasir yang mengatakan bahwa ia sudah berdiskusi dengan Tito Karnavian. Dalam video tersebut, Bachtiar mengatakan bahwa Tito setuju demokrasi harus diganti dengan sistem khilafah.
Setelah mengetahui adanya video terkait dengan dirinya, Tito langsung menghubungi Bachtiar.
“Saya langsung (kirim pesan) WhatsApp ke yang bersangkutan. Ustadz itu saya anggap orang yang cerdas, negarawan. Tapi begitu saya melihat kata-kata ustadz di situ (video), hilang kesan saya. Ternyata ustadz tidak secerdas yang saya lihat,” kata Tito.
Tito mengakui bahwa keduanya pernah bertemu untuk berdiskusi. Namun Tito tidak pernah menyampaikan kepada Bachtiar bahwa ia setuju dengan sistem khilafah.
Menurut dia, khilafah sama berbahayanya dengan demokrasi liberal.
“Yang saya sampaikan demokrasi liberal saat ini kalau kebablasan bisa menjadi pemecah bangsa. Tapi saya tidak mengatakan untuk ganti (menjadi) khilafah. Bahkan saya katakan khilafah itu bahayanya seperti demokrasi liberal,” kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Sehingga menurut dia, demokrasi Pancasila merupakan sistem pemerintahan yang paling tepat bagi Indonesia. [AW/Antara]