JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), KH Ja’far Shodiq menjadi korban penghadangan gerombolan massa, di Bandara Internasional Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Aksi penghadangan tersebut berakhir dengan pemulangan kembali pengurus DPP FPI ke Jakarta, dari rencana sebelumnya mereka akan berdakwah di Tarakan. (Baca: Gerombolan Massa Orasi di Bandara Juwata Tolak FPI Masuk Tarakan)
“Jadi ana berangkat dari Jakarta jam 04.20 WIB memakai Garuda. Sampai di Kaltara sekitar jam 08.00 WITA pagi. Kita langsung di bawa ke rungan tunggu oleh pihak kepolisian, alasannya tidak bisa masuk karena ada yang menolak. Lalu ketua bidang organisasi FPI Haji Hasan kemudian menghubungi panitia dan panitia juga tidak bisa masuk karena diblokir sama aparat. Kita negosiasi dan difasilitasi oleh FKUB yang minta supaya kita bisa ketemu panitia, tapi nggak bisa. Intinya kita nggak bisa keluar dari Bandara nggak boleh keluar dari Bandara,” kata KH Ja’far Shodiq kepada Panjimas.com, Sabtu (14/7/2018).
KH Ja’far Shodiq, menuturkan dirinya tak tahu menahu siapa pihak yang menggelar aksi menolak FPI di Bandara. Ia pun mengecam tindakan intoleran tersebut.
“Kita nggak pernah tahu dari mana dan kelompok apa, yang pasti mereka menolak kedatangan kita,” tuturnya.
Terkait tindakan yang akan diambil FPI menyikapi gerombolan massa yang melakukan penolakan, KH Ja’far Shodiq menyampaikan akan bermusyawarah terhadap para pengurus. [AW/ES]