JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), KH Ja’far Shodiq mengecam tindakan intoleran gerombolan massa yang melakukan aksi penolakan di Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara.
Saat aksi penolakan KH Ja’far Shodiq mengaku tak diberi kesempatan bertemu pihak panitia maupun serta para pelaku aksi. Aparat beralasan demi keamanan, para pengurus DPP FPI termasuk KH Ja’fa Shodiq dipulangkan tanpa ada negosiasi apa pun.
“Tidak ada pembicaraan apa pun dengan teman-teman di sana, karena teman-teman diblokir tidak bisa masuk. Kita minta ketemu dengan teman-teman saja tidak bisa. Mereka (aparat kepolisian) meminta saya pulang ke Jakarta demi keamanan, ketenangan. Kita juga tidak boleh ketemu dengan mereka (pihak demonstran), tadi ada anggota dewan dan FKUB yang mau memfasilitasi juga nggak bisa,” kata KH Ja’far Shodiq kepada Panjimas.com, Sabtu (14/7/2018).
KH Ja’far Shodiq menilai, penghadangan yang dilakukan segerombolan massa di Bandara Juwata justru menunjukkan siapa sebenarnya yang anti Pancasila dan Kebhinekaan.
“Mereka menunjukkan kalau mereka itulah yang, anti Kebhinekaan, mereka rasis, mereka fasis. Tinggal masyarakat harus mulai sadar, siapa yang anti Pancasila kalau bukan mereka?” tegasnya.
Untuk itu, KH Ja’far Shodiq mengajak masyarakat, khususnya kaum Muslimin Kalimantan Utara agar mengokohkan persatuan dan tak perlu reaktif menyikapi peristiwa tersebut.
“Sabar saja, insya Allah nanti juga ada balasannya,” tandasnya. [AW]