MAKASSAR (Panjimas.com) – Keponakan Ustadz Basri, Ustadz Mukhis mengungkapkan kronologi dirinya dan anak dari Ustadz Basri dilarang pihak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) untuk menjenguk Ustadz Basri yang sedang sakit ketika menjalani masa pidana.
Sebagaimana dijelaskan Ustadz Mukhis kepada Panjimas.com, Senin (9/7). Berawal dari Tim Pengacara Muslim (TPM) yang sebelum Ustadz Mukhis dan anaknya Ustadz Basri datang ke Lapas, TPM sudah mengirim surat bahwa dalam beberapa hari ke depan ada anak dan ponakan Ustadz Basri yang ingin menjenguk Ustadz Basri di Lapas.
“Mereka (pihak Lapas) mengiyakan,” kata Ustadz Mukhis kepada Panjimas.com.
Tidak hanya itu, menurut Ustadz Mukhis, 2 hari sebelum ke sana lagi TPM menyampaikan lagi melalui sosial media Whatsapp kepada pihak Lapas.
“Dia (pihak Lapas) mengiyakan,” tutur Ustadz Mukhis kepada Panjimas.com.
Namun, Ustadz Mukhis bersama anak Ustadz Basri yang datang jauh-jauh dari Makassar, merasa kecewa karena ketika mereka sampai di Lapas dan ingin menjenguk Ustadz Basri, mereka dilarang untuk bertemu dengan Ustadz Basri yang ketika itu sedang sakit.
“Tapi, pada saat pelaksanaan hari H-nya dia (pihak Lapas) langsung menolak,” ungkap Ustadz Mukhis.
Akhirnya, Ustadz Mukhis dan anak Ustadz Basri meminta tolong kepada pengacara Ustadz Basri untuk bertemu dengan Ustadz Basri dan melihat kondisinya.
“Yang bisa masuk ke sana hanya TPM,” sambung Ustadz Mukhis.
Seperti diketahui, Anggota Tim Pengacara Muslim (TPM), Farid Ghozali, SH, menyampaikan diagnosa dokter terkait dugaan penyakit yang mengakibatkan Ustadz Muhammad Basri meninggal dunia.
Sebagai orang yang pernah bertemu terakhir kalinya dengan Ustadz Basri, Farid mengungkapkan, bahwa kliennya itu sudah terlihat lemah sejak dibesuk di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, pada hari Kamis (28/6/2018). [DP]