Bulukumba (Panjimas.com) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pada Selasa (3/7/2018) malam, mengabarkan, tenggelamnya kapal KM Lestari Bangun di Perairan Selayar, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan pada Selasa (3/7/2018) menelan sejumlah korban. Delapan jam pencarian, tercatat sebanyak 41 orang belum ditemukan.
Dalam laporannya, evakuasi yang dilakukan sejak KM Lestari Maju kandas, tepatnya pukul 14.30 WITA hingga pukul 23.00 WITA, terdapat 41 orang belum ditemukan. Tim gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas), BNPB, serta aparat lainnya berhasil menyelamatkan sebanyak 74 penumpang, sedangkan 24 orang dilaporkan tewas.
“Update Laka KM Lestari Maju pada 3/7/2018 pukul 23.00 WITA. Korban tewas sekarang sudah 24 orang, 74 selamat, 41 masih dicari. Evakuasi masih berlangsung. Sesuai manifes jumlah penumpang 139 orang dan 48 unit kendaraan,” tulisnya pada Selasa (3/7/2018) jelang tengah malam.
Bersamaan dengan laporan perkembangan evakuasi korban, dirinya melampirkan sebuah video dramatis ketika KM Lestari Maju kandas. Puluhan orang penumpang terlihat berusaha menyelamatkan diri dengan turun dari anjungan kapal, mereka merayap di sisi kiri kapal yang semakin landai.
Dalam video berdurasi 44 detik itu, sejumlah penumpang, termasuk anak-anak, berhasil diselamatkan dan naik di sekoci, sementara sebagian besar lainnya terombang-ambing di lautan.
Sedangkan BNPB Indonesia lewat akun @BNPN_Indonesia menduga kecelakaan karena adanya kebocoran lambung kapal kiri. Evakuasi dibantu Badan SAR Nasional (Basarnas), BNPB, serta aparat lainnya.
Kapal Tua dan Rusak
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal fery KM Lestari Maju yang kecelakaan di perairan Selayar, Sulsel mengangkut ratusan penumpang dari Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba. Pejabat Gubernur Sulsel Sumarsono kepada wartawan, Makassar, Selasa malam, mengatakan, ternyata kapal yang tenggelam itu dalam kondisi tua dan rusak, namun masih dipaksa beroperasi melayani penyeberangan penumpang dan barang.
“Saya terima laporan dari Bupati Selayar kalau kapal fery tersebut sudah dalam kondisi tua. Harusnya tidak beroperasi lagi,” kata
Kapal ini, kata Sumarsono, sudah lama dikeluhkan kondisinya oleh masyarakat. Setelah proses pencarian dan penyelamatan selesai, akan dilakukan evaluasi terhadap semua pihak terkait mengenai kondisi kapal yang sudah tua.
“Jadi kondisi kapalnya memang sudah tua, jadi ketika dapat ketinggian ombak 2 hingga 2,5 meter, lambung kapal langsung bocor. Tadi juga sempat ada kapal nelayan berusaha menolong tapi kapal itu juga ikut tenggelam hanya saja tidak ada korban jiwa,” ujar Sumarsono.
Ditambahkan, kapal yang kena musibah ini dikarenakan lambung kapal bocor sehingga kemasukan air hingga kandas. Posisinya kini di dekat pelabuhan Pamatata, Selayar. (ass)