JAKARTA (Panjimas.com) – Banyaknya anak muda yang terjerumus aplikasi tik tok dan apliaksi lainnya seiring perkembangan teknologi harus menjadi perhatian khusus orang tua. Juga jangan lupa untuk memperhatikan kondisi psikologis hingga tingkat kecerdasan dari anak-anak mereka.
“Di era digital, kehadiran internet dan teknologi memang tak bisa dihindari. Namun, para orang tua tetap harus memantau penggunaan internet dan aplikasi yang digunakan oleh anak-anak mereka,” kata Psikolog Kasandra Putranto ikut mengikuti perkembangan fenomena Bowo Alpenlibe belakangan ini.
Dikatakan, orang tua berperan penuh dalam menjaga proses tumbuh kembang anak-anaknya, termasuk di dalamnya memastikan kecerdasan fisik, mental, sosial, emosional dan spiritualnya.
Beragam jenis aplikasi bermunculan seiring dengan perkembangan teknologi saat ini. Salah satunya aplikasi Tik Tok, yang sedang digemari orang dewasa dan anak-anak. Tik Tok adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan penggunanya membuat video musik pendek dengan menyelaraskan gerak bibir.
Belum lama ini, seorang anak laki-laki yang sedang populer di aplikasi Tik Tok atau yang dikenal dengan istilah seleb Tik Tok, Bowo Alpenliebe membuat heboh dunia maya. Bowo merupakan salah satu pengguna aplikasi Tik Tok yang sangat populer. Akun Tik Tok nya, @prabowo118 saat ini sudah punya lebih dari 790.000 penggemar dan 6,8 juta like untuk semua videonya di Tik Tok.
Menurut Kasandra, Bowo adalah salah satu dari sekian banyak sosok anak remaja yang terdampak dari perkembangan teknologi. “Bowo adalah representasi fenomena remaja Indonesia yang mencari kesenangan, terjebak dalam kecanduan aplikasi dan ingin mencapai ketenaran instan,” ungkap Kasandra, seperti diwawancarai Tempo, Selasa, 3 Juli 2018.
Lebih lanjut Kasandra mengatakan, fenomena Bowo Alpenlibe ini merupakan gabungan motivasi ekstrinsik luar diri, seperti ingin memperoleh penggemar, like, dan juga ingin mendapat kompensasi materi. Terbukti Bowo merasa dirinya populer dan kemudian menggelar acara Meet & Greet bersama penggemarnya bleum lama ini. Untuk bertemu dengan bocah berusia 13 tahun tersebut para penggemar harus membayar uang sebesar Rp 80 ribu.
Sayangnya setelah membayar mahal banyak penggemar yang mengeluhkan soal keaslian Bowo dari dunia nyata dibanding yang mereka lihat di dunia maya. Melihat ini, Kasandra mengatakan Bowo adalah sosok yang pintar melinat peluang bisnis tapi, tidak memikirkan jangka panjang atau dampak lain dari jumpa fans yang ia lakukan.
“Nekat menggelar Meet & Greet, saya kira lebih kepada kemampuan membaca peluang bisnis dari kesempatan yang ada. Bahwa ternyata fans kecewa itu fakta lain yang harus dikelola,” ujar Kasandra.
Selain itu, Kasandra juga ikut menyoroti beberapa tingkah pola penggemar Bowo Alpenliebe yang dianggap tidak logis, yaitu akan membuat agama baru untuk idolanya tersebut. Hal ini sangat tergantung dengan kualitas atau profil psikologis remaja Indonesia, yang memang saat ini semakin meningkat resikonya menjadi fans fanatik dan irasional. (ass)