BEKASI, (Panjimas.com) – Tidak seperti berita yang viral di media sosial. Akhirnya Disdik Kota Bekasi melakukan mediasi antara Pihak Yayasan, Kepala Sekolah Sekolah Dasar Islam terpadu (SDIT) Darul Maza, Jatiasih, dengan Robiatul Adawiyah (28) guru SDIT tersebut yang merasa dipecat karena pilihan politiknya.
Menurut Kepala Disdik Kota Bekasi Alie Fauzi menyatakan, sudah tidak ada masalah antara kedua belah pihak, apalagi pihak yayasan beberapa waktu lalu sudah mengunjungi rumah Robiatul untuk meminta maaf dan coba mengklarifikasi persoalan.
“Hari ini sudah selesai. Saya kira sudah disampaikan berkaitan dengan munculnya di media grup sekolah. Saya kira ini berawal dari status. Tidak ada pihak yayasan yang mengarahkan untuk memilih paslon A atau paslon B,” katanya kepada media, Selasa (3/7).
Mengenai dugaan pemecatan Robiatul, kata Alie, bahwa itu hanyalah isu yang dibuat di masyarakat. Padahal, tidak benar guru itu dipecat karena memilih pasangan calon (paslon) Ridwan Kamil dan UU untuk calon Gubernur Jawa Barat.
“Yayasan tidak pernah memecat guru bersangkutan, Apalagi mereka masih membutuhkan guru bersangkutan untuk mengabdi di sekolah,” terang Alie.
Namun, apabila Robiatul tidak ingin bergabung lagi dengan SDIT Darul Maza. Dinas Pendidikan akan memberikan solusi kepadanya jika yang bersangkutan masih ingin mengabdi di pendidikan.
“Apakah ingin sekolah negeri atau swasta dinas pendidikan akan memberikan solusi terbaik sepanjang guru ini akan mengabdi untuk dinas pendidikan,” katanya.
Ketika ditanya Robiatul apakah akan melanjutkan menjadi Guru SDIT Darul Maza. Beliau menyatakan, untuk tidak kembali menjadi guru di SDIT tersebut. Apalagi Robiatul sudah bertemu dengan Ridwan Kamil dan dijanjikan menjadi staf di dunia pendidikan.
“Saya lebih baik mencari sekolah lain,” ungkapnya.
Diketahui kasus tersebut bermula dari postingan Facebook, Sabtu (28/6), Suami Andriyanto Putra Valora menulis dengan judul “Seorang Guru SDIT Darul Maza Bekasi Diberhentikan Dengan Tidak Hormat Hanya Lewat WA Group Karena Memilih Pasangan Ridwan Kamil dan UU untuk Jabar 1”.
Tulisan dari suami Robiatul tersebut akhirnya langsung viral dan ramai diperbincangkan di dunia maya. Bahkan, Ridwan Kamil pun merasa berempati dan menjemput Robiatul Adawiyah dari rumahnya pada, Sabtu (30/6).
Padahal menurut Kepala Badan Usaha Pendidikan Darunnajat Maza Fachrudin, masalah tersebut seharusnya sudah selesai dan tidak perlu diviralkan di dunia maya.
“Saya setelah menulis hal itu langsung meminta maaf di grup internal sekolah dan berharap Bu Robiah bisa tetap bersama Darul Maza,” ujarnya.
Permintaan maaf itu, kata Fachrudin dilakukan saat siang setelah pencoblosan berlangsung. Bukan itu saja, Ia juga menghubungi Robiatul Adawiyah membujuknya untuk tetap kembali mengajar.
“Karena saya pikir itu hanyalah kesalahpahaman antara saya dan Robiatul,” katanya.
Namun, ia baru mengetahui bahwa ada postingan Facebook suami Robiatul mengenai permasalahan di grup internal sekolah.
“Saya dan Ibu Rince kaget setelah melihat postingan facebook itu. Bahkan viral di dunia maya,” tandasnya.
Malamnya, permintaan maaf Fachrudin baru dijawab Robiatul dan ia meminta pihak yayasan datang ke rumahnya untuk berdamai. Besoknya, Jumat (29/6) antara kedua belah pihak berdamai. Andriyanto Putra sebagai suami Robiatul mengatakan, bahwa telah memafkan Fachrudin.
“Keluarga besar Ibu Robiatul Adawiyah yang didampingi suami, orang tua, kakak dan adik yang semuanya pendidik menyambut baik dan memaafkan dengan seikhlas-ikhlasnya yang disampaikan oleh Ibu Robiatul Adawiyah sendiri, bapak Ustadz Eli Suhaeli (orang tua), dan Andriyanto (suami), insya Allah di mana pun nantinya Ibu Robiatul Adawiyah akan mengabdikan diri selaku pendidik dapat keberkahan dan kebahagiaan, aamiin,” terangnya.
Ia berharap dari pihak yayasan maupun pihak keluarga setelah islah ini tidak ada lagi permasalahan tambahan yang nantinya akan banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak.
“Alhamdulillah, setelah saling maaf-memaafkan lega rasanya. Semoga Yayasan Darunnajaat Maza bisa terus meningkatkan pelayanan dalam Pendidikan Islam dengan lebih baik lagi.Kita sama-sama jadikan pelajaran untuk kita semua atas kejadian ini,” ujarnya.
Sayangya, setelah terjadi Ishlah. Ridwan Kamil mengundang mereka ke Bandung. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Rumah Pemenangan Rindu, Jalan Cipaganti, Bandung , Minggu (1/7).
Ridwan Kamil pun berjanji membantu Robiatul mencari pekerjaan baru. Ia akan segera berkoordinasi dengan beberapa pihak di Bekasi untuk bisa memberi pekerjaan kepada Robiatul Adawiyah.
Menurut pengakuan Robiatul, ia dijemput langsung tim pemenangan dari rumahnya menuju Bandung. “Ya saya diundang langsung oleh Ridwan Kamil,” ujarnya saat ditemui di Dinas Pendidikan Kota Bekasi.
Mendengar pengakuan Robiatul, Dinas Pendidikan Alie Fauzi mengimbau agar para politisi untuk tidak mempolitisir masalah ini.
“Kita mengimbau agar pihak lain tidak mempolitisir persoalan ini demi menjaga situasi yang kondusif dan aman,” kata Ali.
Kendati demikian, Ali mengungkapkan pihaknya juga mempersiapkan sekolah lain sebagai tempat mengajar yang baru bagi Robiatul Adawiyah apabila dirinya memang menginginkan pindah ke sekolah lain.
Ia juga menambahkan bagi ada oknum-oknum calon paslon yang masuk ke dinas pendidikan akan ditegur. Apalagi jika ada yang mengarahkan untuk memilih paslon tertentu.
Untuk Fahrudin, kata Alie akan meminta Yayasan untuk memberikan sangsi secara personel.
“Yayasan harus memberikan teguran kepada personel sendiri karena ini menyangkut personel. Kecuali itu yayasan maka kami akan tegur,” ujarnya.
Ia berharap permasalahan seperti ini tidak terjadi lagi karena menurutnya ini menyangkut visi misi sekolah.
“Bukan visi misi paslon. Saya kira dalam konteks ini masalah antara Darul Maza dan Robiatul sudah selesai,” pungkasnya. [ES]