SUKABUMI (Panjimas.com) –Percaya atau tidak, seorang ibu bernama Nining Sunarsih yang diduga korban tenggelam Pantai Citepus Palabuhanratu dan ditemukan keluarganya dalam kondisi hidup setelah hilang sejak Januari 2017. Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat berkoodinasi dengan Polsek Cisolok dan Basarnas Pos Sukabumi sedang menyelidiki kasus ini.
Kasus ini masih misterius. Polisi juga belum bisa menyimpulkan kebenaran kasus tenggalam selama 1,5 tahun hingga akhirnya ditemukan hidup. Sebab, Nining hingga saat ini masih belum bisa dimintai keterangan karena kondisi kesehatannya masih lemah dan terlihat trauma.
“Kami masih memintai keterangan dari sejumlah saksi khususnya keluarga yang saat itu ikut bersama Nining bertamasya ke Pantai Citepus mulai terjadinya kecelakaan laut (hilang tenggelam) hingga ditemukan selamat pada Minggu (1/7),” kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro di Sukabumi, dilansir Antara, Senin (2/7).
Polisi juga sudah meminta keterangan dari anggota keluarganya untuk kronologi kejadian awal hingga ditemukan. “Ada beberapa barang bukti yang kami amankan seperti pakaian Nining. Kami pun meminta foto Nining saat berwisata ke Pantai Citepus dan diharapkan keluarganya masih memilikinya,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Ketua Penanganan Keluhan dan Informasi RSUD R.Syamsudin SH Kota Sukabumi, Jawa Barat Wahyu Handriana menyebut tim medisnya tak menemukan tanda-tanda luka bekas tenggelam pada tubuh Nining (53), perempuan yang sempat hilang tenggelam di pantai Pelabuhan Ratu 1,5 tahun lalu dan ditemukan selamat. “Untuk hasil pemeriksaan hari ini kita tidak temukan luka-luka tenggelam,” kata Wahyu, di RSUD R. Syamsudin Kota Sukabumi, Senin (2/7/2018).
Hasil tersebut dilihat dari pemeriksaan dokter jaga yang tidak menemukannya adanya cairan di paru-paru Nining seperti orang tenggelam. Hanya saja, kondisi Nining saat ini terbaring lemas karena tidak makan.
“Paru-parunya juga tidak kita temukan cairan seperti orang yang habis tenggelam. Ya hanya saja sekaramg kondisinya lemas karena tidak mau makam dan memang darahnya agak naik (hipertensi),” jelasnya.
Saat ini, Nining pun sedang menjalani perawatan lebih lanjut di ruang penyakit dalam RSUD R. Syamsudin. Pihaknya pun akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi fisik maupun psikis Nining. Sekarang dirawat di ruang penyakit dalam.
Sejumlah pihak juga telah mendatangi keluarga Nining, salah satunya istri Bupati Sukabumi Yani Jatnika Marwan Hamam yang merupakan ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sukabumi.
Kerabat keluarga Nining, Jejen, menuturkan dirinya beberapa kali menerima mimpi bahwa Nining minta dijemput di Pantai Pelabuhan Ratu. Dia menganggap mimpi tersebut sebagai ilham. Akhirnya, dia dan beberapa kerabat juga putranya Nining berangkat ke Pelabuhan Ratu, Sabtu 30 Juni 2018, jam 00.00 WIB. “Jam 12-an malam, sudah tergeletak di pesisir mungkin kena ombak terseret-seret,” kata Jejen.
Keluarga yakin perempuan tersebut adalah Nining. Keluarga lantas membawanya pulang ke rumah. Saat itu, Nining dalam kondisi sadar namun tidak banyak berkomunikasi. “Saya sudah kenal memang itu raganya, dari wajah, rambut, pakaiannya, cuma kalau dulu agak gemuk ini kurus,” kata Jejen.
SAR Sukabumi
Okih Pajri Assidiq (46), koordinator SAR Sukabumi, menuturkan terkait peristiwa hilangnya Nining, pada 8 Januari 2017 pihaknya menerima laporan adanya orang terseret ombak dan tenggelam di Pelabuhan Ratu.
“Saat itu Ibu Nining mandi bersama adik dan cucuknya di Pelabuhan Ratu, lalu adik dan cucunya ini menepi dan meminta korban untuk menepi. Sementara mereka berhasil menepi, korban terlihat terseret ombak dan hilang,” kata Okih.
Berdasarkan laporan tersebut SAR melakukan pencarian. Sesuai standar prosedur pencarian dilakukan tujuh hari. Namun, segala upaya tidak membuahkan hasil meski pencarian dilakukan sampai ke tengah lautan. “Kami sampaikan ke keluarga soal hasil pencarian dan keluarga menerimanya,” kata Okih.
Tujuh hari setelah penutupan upaya pencarian, Polsek setempat mendapatkan laporan ada jenazah mengambang di Pantai Karangpapak, Cisolok, Sukabumi. Jenazah yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh.
SAR dan keluarga pun membawa jasad tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah Sukabumi untuk dilakukan autopsi dan tes DNA. Namun, Oki mengaku tidak tahu menahu hasil dari tes tersebut karena menyerahkannya kepada pihak kepolisian dan keluarga. “Akhirnya karena tersimpan lama di rumah sakit, jasad tersebut dimakamkan di belakang rumah sakit,” tutur Okih.
Kabar mengejutkan datang akhir pekan lalu. Okih mendapatkan kabar Nining kembali dalam keadan hidup. Dia lalu mendatangi keluarga Nining di Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit dan bertemu Jejen.
Okih menuturkan, pihak keluarga menyampaikan bahwa Jejen kerap didatangi Nining dalam mimpi. “Dalam mimpi tersebut Nining minta dijemput di pos Pelabuhan Ratu, pantai Citepus,” kata Okih menuturkan kisah Jejen.
Akhirnya, Jejen dan beberapa keluarganya berangkat ke Pelabuhan Ratu Sabtu 30 Juni 2018. Mereka tidak menemukan Nining sesuai mimpi yang didapat. “Tapi Bu Ela, adik Nining, feeling ke arah barat 500 meteran di Pantai Istiqomah. Dan di situ ditemukan Bu Nining tergeletak di pantai yang masih berair, tubuhnya miring menghadap ke darat, pakaian masih utuh seperti yang dinyatakan hilang 8 Januari lalu, masih basah dan bercampur pasir,” tutur Okih. (ass/dbs)