Jakarta (Panjimas.com) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) memang belum mengumumkan secara resmi perhitungan pilkada serentak 2018. Namun, terdapat beberapa hasil mengejutkan. Salah satunya kalahnya sejumlah pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan dalam versi hitungan cepat alias quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survey.
Hasil lembaga-lembaga survey itu mengabarkan, pasangan calon yang diusung PDIP banyak yang keok. Duet jagoan PDIP yang keok antara lain pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus di Pilgub Sumatera Utara. Merujuk quick count seperti lembaga survei Indikator, pasangan tersebut hanya memperoleh suara sekitar 44 persen. Perolehan Djarot-Sihar kalah dari pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah alias Ijeck yang meraup suara di kisaran 56 persen.
Jagoan PDIP kedua yang tumbang adalah pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang mencalonkan di Pilgub Jabar. Di Jabar, status PDIP adalah satu-satunya parpol yang bisa mengusung pasangan calon sendiri.
Berdasarkan hitung cepat lembaga survei Indikator, duet ini hanya meraup 11,58 persen suara. Mereka kalah telak dari pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum yang memperoleh suara 34,27 persen. Quick count Indikator ini berdasarkan data 99 persen yang masuk.
Untuk di Jawa Timur, PDIP juga harus mengalami kekalahan. Berdasarkan hitung cepat Indikator, pasangan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul-Puti Guntur hanya mampu meraih suara 46,37. Sementara itu, rivalnya, Khofifah-Emil mampu meraup 53,63 persen suara. Data Indikator yang masuk sudah mencapai 100 persen untuk Jatim.
Unggulan PDIP lainnya yang juga tumbang yakni di Pilgub Sumatera Selatan. Hitung cepat lembaga survei Indikator menyebutkan pasangan yang diusung PDIP, Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramanda Kiemas hanya mampu mendulang suara 31,95 persen. Dodi-Giri kalah dari pasangan Herman Deru-Mawardi yang mendapat suara 34,95 persen, dengan data yang sudah masuk sebanyak 100 persen.
Begitupun duet PDIP yang diusung untuk Pilgub Kalbar, Karolin Margret-Suryadman Gidot juga harus menelan kekalahan. Berdasarkan hitung cepat Poltracking, Karolin-Gidot hanya mampu mengumpulkan 41,51 persen suara. Duet Karolin-Gidot kalah dari pasangan Sutarmidji-Ria Norsan yang mampu mengumpulkan 51,01 persen suara. Data yang masuk telah mencapai 100 persen.
Untuk Provinsi Kalimantan Timur, jagoan PDIP juga mengalami kekalahan. Berdasarkan hitung cepat Indo Barometer, PDIP
yang menjagokan Rusmadi-Safaruddin hanya mampu mendapat suara 24,71. Pasangan ini kalah dari pasangan Isran-Hadi yang mengumpulkan 31,4 persen suara dengan data yang telah masuk ke Indobarometer 99 persen.
Kemudian, jagoan PDIP untuk Provinsi Riau, Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno juga harus mengalami kekalahan. Berdasarkan
hitung cepat lembaga riset dan konsultan politik Polmark Indonesia, Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno hanya mampu duduk di peringkat kedua dengan perolehan 24,35 persen suara. Mereka kalah dari pasangan Syamsuar-Edy Nasution yang meraup suara 38,17 persen.
Unggulan PDIP di provinsi lainnya yang juga mengalami kekalahan yakni Herman Hasanusi-Sutono yang bersaing di Provinsi Lampung. Mereka kalah dari pasangan Arinal-Chusnunia. Berdasarkan hitung cepat versi Charta Politika, Hasanusi-Sutono hanya mengumpulkan 27,97 persen suara. Mereka kalah dari pasangan Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim yang mampu meraup 36,12 persen suara. Namun, data yang masuk masih sebanyak 96,33 persen.
Pasangan yang diunggulkan PDIP lainnya yang juga mengalami kekalahan adalah Marianus Sae-Emmilia Nomleni (Marianus-Emmi) untuk Pilkada Provinsi NTT. Pasangan yang diusung PDIP bersama PKB ini hanya mampu meraup suara 27,31 persen.
Mereka kalah dari pasangan yang diusung Partai NasDem, Golkar, dan Hanura, yaitu Victor Laiskodat-Josef Nae Soi yang mendapat perolehan suara 37,17 persen versi hitung cepat lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) dari data yang masuk 100 persen.
Megawati Galau
Masih segar dalam ingatan, ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengajak ratusan kader PDIP di Jawa Timur untuk memenangkan pasangan zalon Gubernur Jawa Timur dan Wakil Gubernur nomor urut 2, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno (Mbal Puti) di Lapangan Gulun, Kota Madiun, (23/6/2018).
Dalam orasi politiknya, Megawati kalau kader PDIP itu banteng-banteng ketaton dan militan.Banyak kader menjadi pemimpin, tapi tidak harus mengorbankannya demi kekuasaan.”Di Jatim ada kepala daerah yang pindah partai demi kekuasaan.Dia tinggalkan kandang banteng demi kekuasaan. Ingat yang pindah partai jangan dipilih lho.”
Megawati juga menginstruksikan kepada seluruh warga PDIP dari tingkat DPD hingga anak ranting, agar menyiapkan diri untuk memenangkan pasangan Gus Ipul-Puti Soekarno di Pilkada Jatim. “Kalau sampai kalah, saya pecat semua pengurus PDIP,” tegasnya.
Untuk mewujudkan keinganan Megawati ini seluruh elemen di PDIP sudah berjuang keras, karena menurut survei sebelumnya, tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan calon Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistyanto Dardak unggul atas pesaingnya Gus Ipul-Puti.
Dalam surbei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 21-29 Mei 2018, pasangan Khofifah-Emil diperkirakan bakal meraup 48,5 persen. Khofifah unggul delapan persen ketimbang pesainya pasangan Gus Ipul-Puti yang memperoleh sebesar 40,8 persen. (ass)