ACEH (Panjimas.com) – Front Pembela Islam (FPI) Aceh mengutuk keras tindakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Yahya Cholil Staquf yang memenuhi undangan kuliah umum di Israel.
Hal itu diungkapkan Ketua FPI Aceh Tengku Muslim At Thahiry dalam keterangan tertulisnya yang diterima Panjimas, pada hari Rabu (13/6).
“Kami sangat kecewa dan mengutuk keras, karena Israel adalah pelanggar HAM,” kata Tengku Muslim At Thahiry, Rabu (13/6).
Menurut Tengku Muslim, Israel adalah penjahat perang dan penjajah yang harus dihapuskan di atas muka bumi. “Seharusnya umat Islam bersatu melawan Israel, bukan malah memenuhi undangan Israel dan bermesra-mesra dengan Israel serta membela bela Israel seperti yang dilakukan oleh Yahya Chalil,” sambungnya.
Tengku Muslim menilai tindakan Yahya yang memenuhi undangan tersebut sangat memalukan bangsa Indonesia dan umat Islam.
“Sangat menyakitkan saudara kita di Palestina,” ungkap Tengku Muslim.
Oleh karena itu, FPI Aceh mendesak PBNU untuk mengambil tindakan tegas kepada Yahya Cholil Staquf.
“Mengeluarkannya dari suktur kepengurusan PBNU, karena PBNU didirikan oleh para ulama yang memusuhi penjajah bukan antek-antek penjajah,” ujar Tengku Muslim.
Ketua Front Pembela Islam Aceh itu pun menilai hukuman untuk mengeluarkan Yahya dari struktur NU sangatlah patut.
“Kalau PBNU tidak bersikap tegas, maka sama saja PBNU mendukung sikap Yahya Chalil,” tutur Tengku Muslim.
“Bila PBNU setuju kepada sikap Yahya Cholil, maka sama dengan pengurus PBNU lagi menghancurkan NU pelan pelan dan pada hakikatnya lagi menghancurkan benteng Islam.” tandas Tengku Muslim.
Seperti diketahui, foto undangan kuliah umum yang diselenggarakan The Israel Council on Foreign Relations menjadi viral di media sosial.
Undangan itu menyebut Yahya Cholil Staquf akan menjadi pemateri kuliah bertema Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation. Acara tersebut dihelat di The David Amar Worldwide North Africa Jewish Heritage Center, Yerusalem, pada 10-13 Juni 2018. [DP]