JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis angkat bicara terkait aksi kekerasan massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang menggeruduk kantor media Radar Bogor, Rabu (30/5/2018) lalu .
Kiai Shabari mengecam tindakan gaduh, yang mengusik kekhusyuan umat Islam yang tengah menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan.
“Kita bisa melihat tabiat sebenarnya mereka seperti itu. Orang itu di Bulan Ramadhan harusnya bisa tahan diri,” kata KH Ahmad Shabri Lubis, Jum’at (1/6/2018).
Lebih lanjut, Kiai Shabri mengungkapkan, seharusnya kader PDIP, sebagai partai besar bisa menerima kritik dan menghadapinya dengan baik.
“Orang besar itu harus bisa menerima kritik, tetapi orang kerdil sulit menerima kritik. Kelihatannya PDIP ini sedang panik jadi tidak bisa menerima kritik,” ungkapnya.
Tindakan kekerasan yang dilakukan kader-kader PDIP terhadap media, menurut Kiai Shabri juga jauh dari nilai-nilai Pancasila.
“Tindakan itu jauh dari nilai-nilai Pancasila. Kelihatan betul Pancasila itu cuma jadi kamuflase saja, kalau kelakuannya seperti itu,” jelasnya.
Untuk itu, menurut Kiai Shabri, Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), yang sudah digaji dengan uang rakyat sebesar Rp 112 juta per bulan, harus bisa membina kadernya sendiri, sebelum membina orang lain.
Di sisi lain, Polri harus menindak tegas pelaku kekerasan. Jangan ketika, Ormas Islam yang diduga melakukan kekerasan, polisi begitu sigap, berbeda dengan partai penguasa yang melakukannya.
“Polisi harus usut tuntas pemukulan, aksi kekerasan itu, harus diproses secara hukum semua yang ada di situ. Polisi harus fair, kita di mata hukum sama,” pungkasnya. [AW]