JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Muhammad Pizaro mengecam tindakan anarkis yang diduga dilakukan massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang menggeruduk kantor media Radar Bogor.
Menurut Pizaro, di era reformasi yang menjunjung HAM dan kebebasan pers tindakan kekerasan terhadap media sangat tidak bisa dibenarkan.
“Tindakan kekerasan seperti itu jelas bertentangan prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi. PDIP itu kan partai yang lahir pasca reformasi, salah satu perjuangan reformasi waktu itu adalah kebebasan pers, kebebasan media,” kata Pizaro kepada Panjimas.com, Kamis (31/5/2018).
Pizaro menambahkan, bila PDIP keberatan dengan berita Radar Bogor yang memuat judul ‘Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp112 juta’ ada mekanisme yang bisa ditempuh serperti menyampaikan hak jawab, tanpa harus bertindak anarkis.
“Maka tindakan-tindakan seperti itu kita jelas mengecamnya, mengutuknya. Apalagi tindakan itu dilakukan di tempat media itu berada, di tempat wartawan itu berkumpul. Seharusnya kalau PDIP tidak suka dengan berita Radar Bogor, lakukan saja hak jawab,” ujarnya.
Tindak kekerasan dan anarkisme yang dilakukan terhadap media massa, selain mengancam kebebasan pers, juga mencoreng wajah PDIP itu sendiri.
“PDIP itu kan partai yang dipilih oleh masyarakat, apalagi sekarang menjadi partai yang berkuasa seharusnya memberikan keteladanan. Jika selama ini PDIP suka mengkritisi Ormas-Ormas yang bertindak anarkis, ujaran kebencian dan berperilaku radikal, jangan sampai hal itu justru terjadi di tubuh PDIP itu sendiri,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi kekerasan dan intimidasi kembali terjadi di ruang redaksi. Kali ini Redaksi Radar Bogor yang menjadi korban. Sekitar seratus kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) marah di kantor media tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (30/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Dengan membawa sepeda motor dan pengeras suara, Massa PDIP datang sambil marah-marah, membentak dan memaki karyawan, bahkan mengejar staf yang sedang bertugas. Massa juga merusak sejumlah properti kantor.
Saat keributan pecah, rapat redaksi sedang digelar. Pemimpin Redaksi Radar Bogor Tegar Bagja dan GM Produksi Aswan Ahmad turun ke lokasi, namun makian dan bentakan tak berhenti. Aksi dorong-dorongan juga terjadi. Salah satu staf Radar Bogor juga mengalami kekerasan fisik, dipukul oleh pihak PDIP meskipun sempat ditangkis.
Aksi massa PDIP dipicu pemberitaan Radar Bogor, yang memajang foto Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dengan judul ‘Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp 112 Juta’. Menurut massa PDIP, berita tersebut sangat tendensius. [AW]