JAKARTA (Panjimas.com) – Dawam Rahardjo menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Rabu malam sekitar pukul 21.55 WIB karena sakit.
Ia diketahui beberapa kali menjalani perawatan intensif di rumah sakit lantaran komplikasi penyakit yang dideritanya, mulai dari diabetes, gangguan jantung, dan stroke.
Semasa hidupnya, Dawam Rahardjo dikenal sebagai pembela aliran sesat Ahmadiyah dan Lia Eden. Akibat sikapnya itu, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 20 April 1942 yang pernah jadi pengurus Muhammadyah itu ‘dipecat ‘ pada tahun 2006 silam.
Ketua PP Muhammadyah waktu itu, Dien Syamsuddin, mengatakan: “Pak Dawam sudah dipecat secara tidak langsung oleh Muhammadiyah, karena Pak Dawam mengundurkan diri,” katanya seperti dikutip Tempo.
“Orang-orang Muhammadiyah sudah menyadari dan tahu bagaimana sepak terjang Pak Dawam akhir-akhir ini,” katanya lagi sembari memapar sejumlah kesalahan fatal Dawam Rahardjo. Khususnya sikapnya soal Ahmadiyah.
Pada tahun 2006, Dawam Rahardjo bahkan pernah mengusulkan agar Menteri Agama Maftuh Basyuni diganti. Dalam wawancara dengan Detikcom saat itu, ia mengungkapkan alasannya: “Soalnya menteri agama justru membiarkan kekerasan pada kehidupan beragama, seperti kasus Lia Eden.”
Ia juga mengatakan posisi menteri agama tidak harus dijabat orang Islam. “Jadi bisa dijabat oleh orang non-muslim,” katanya kepada Detik waktu itu.
Hingga wafatnya, Dawam Rahardjo masih menjabat sebagai anggota Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) periode 2015-2020, setelah memimpin lembaga itu pada periode 1995-2000. Ia juga mendirikan dan memimpin Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), dan terlibat dalam begitu banyak lembaga lain.
Salah satu pikiran Dawam yang mengguncangkan sebagian masyarakat Islam Indonesia, ditulisnya di jurnal yang dipimpinnya, Ulumul Quran edisi 4 volume 5, 1994: “Kebebasan beragama berarti juga, bahkan mengandung arti yang lebih konkret, (yaitu) kebebasan untuk tidak beragama.”
Dawam Rahardjo akan dikebumikan Kamis (31/5) siang di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta. [AW/Ant, bbc, dtk, tmp]