JAKARTA, (Panjimas.com) – Dalam lanjutan sidang yang menghadirkan terdakwa Ustadz Alfian Tanjung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang digelar pada hari Rabu (2/5) ada fakta fakta menarik dalam sidang tersebut.
Di sidang itu Ustadz Alfian Tanjung membacakan pledoi dengan judul “Indonesia Tanpa PKI Menihilkan Komunisme” yang berjumlah sebanyak 25 halaman.
“Majelis Hakim yang mulia, adapun Pleidoi yang saya bacakan ini tidak lebih 25 halaman mohon izin boleh dibaca utuh,” kata Ustadz Alfian dalam persidangan di Gedung PN Jakarta Pusat, Kemayoran Jakarta, pada hari Rabu (2/5).
Sebelum dibacakan pleidoinya, Ustadz Alfian juga meminta kepada majelis hakim untuk memutarkan sebuah film. Dirinya menyebut film tersebut diputar sekitar 2 menit tentang bahayanya komunisme jika berkuasa. Kemudian Hakim pun menyetujui permohonan terdakwa untuk memutar film tersebut.
Sebelum persidangan, Alfian terlihat menyiapkan sejumlah buku komunisme. Ia pun menunjukkan sejumlah buku tentang komunisme. Mantan Dosen Uhamka itu pun menunjukkan dokumen rahasia penelitian dari Mabes TNI.
“Adapun ini adalah data intelijen yang dimiliki oleh Mabes TNI tahun 1996 yang menjelaskan tentang keterkaitan antara PRD dengan PKI. Ini data yang dimiliki rahasia tentara Indonesia (TNI) tahun 1996 sebuah operasi intelijen secara nasional,” tutur Ustd Alfian sambil menunjukkan buku merah berlabel Mabes TNI berjudul “Keterkaitan Antara PRD dan PKI” kepada media yang menghadiri sidang tersebut.
“Makanya kalau saya ditertawai selama ini jika mengatakan bahaya Komunisme dan itu saya tidak sedang becanda. Makanya jika saya dibilang narsis, lebay, parno, itu nggak benar,” kata Ustad Alfian mantap.
Dirinya juga ditanya awak media mengenai pembelaan PDIP yang juga menyinggung PKI, Ustadz Alfian tidak menjawab lebih lanjut. Dirinya hanya menegaskan bahwa ia tidak menyerang PDIP, tetapi menyoroti ujaran yang disampaikan seorang kader PDIP yang bernama Ribka Tjiptaning yang menerbitkan buku tentang PKI.
“Kalau dari saya cerita soal ITE tentang pasal-pasal yang dibebankan kepada saya sungguhnya buat saya itu secara manusiawi jelas cukup berasa,” pungkas Ustadz Alfian Tanjung. [ES]