JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam bincang-bincang santai dengan wartawan di kantornya di kawasan Ragunan, Sabtu (29/4), Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam yang juga bagian dari Tim 11 Alumni 212 meminta saran kepada Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab, agar dirinya membuka komunikasi dengan Presiden Jokowi, sehingga dapat menyampaikan informasi yang balance alias berimbang. Mengingat Jokowi ketika itu merasa tidak pernah mengkriminalisasi ulama.
Lalu Habib Rizieq pun mempersilahkan Usamah untuk menemui Presiden. Tapi, sejak viral habib mau pulangkan ke Tanah Air, Usamah mulai diblack list oleh lingkaran Istana. “Telp saya diblokir, Asisten Pribadi Presiden yang biasanya mengangkat telepon saya tidak diangkat.”
Usamah pun dituding jadi sumber masalah di istana, karena mendesak presiden agar memulangkan Habib Rizieq, atau mempengaruhi Presiden untuk bertemu dengan Habib Rizieq. “Saya sudah diblack list, sebelum berangkat ke Turki.”
Sebelum pertemuan di Istana Bogor, Presiden minta waktu untuk membahas dengan tim prsiden atau aparaturnya. Tapi Usamah mengatakan, sebaiknya tidak usah, cukup mengambil political will. Akhirnya, disepakati, pertemuan diawali dengan shalat Zuhur berjamaah.
“Padahal sebelumnya saya meminta agar pertemuan diawali dengan shalat Subuh berjamaah. Nah, sejak pihak Istana mengabarkan pertemuan dilakukan pada hari Ahad, diwali shalat Zuhur berjamaah, kemudian saya segera sampaikan rencana pertemuan itu kepada Habib Rizieq. Lalu Habib Rizieq bilang, lanjutkan Pak Usamah. Kondisikan dengan Tim 11 Alumni 212 wajib hadir, dan sampikan agenda yang akan dibahas.” (ass)