DHAKA, (Panjimas.com) — Sekolah Tahfizhul Qur’an Ummatan Wahidah Wahdah Islamiyah yang berlokasi di perbatasan Bangladesh-Myanmar tepatnya di Jadimora, Nay Para, Tekhnaf-HWY, Cox’s Bazar, Bangladesh telah resmi beroperasi sejak April 2018. 20 santri sementara belajar dan fokus menghafal al-Qur’an dengan dibimbing oleh seorang muhaffizh.
Sekolah dua lantai ini rencananya akan dijadikan sebagai markaz para penghafal al-Qur’an anak-anak Rohingya. Selain menghafal para santri juga akan dibekali dengan pelajaran-pelajaran umum seperti bahasa dan materi sekolah pada umumnya.
”Saat ini mereka belajar dilantai dua. Untuk lantai satu, kedepan kami akan buat tiga kelas lagi. Kita khususkan untuk pelajaran umum dan bahasa. 20 santri yang kami terima sebenarnya masih akan terus bertambah. Karena ruangan masih tak memungkinkan untuk banyak orang, makanya hanya 20 orang yang kami terima untuk sementara waktu,” ujar ustadz Syahruddin C Asho, Direktur Lazis Wahdah. Kamis, (26/4).
Beliau menambahkan, lantai satu yang masih dalam tahap perluasan ini rencananya akan dilengkapi dengan fasilitas perlengkapan sekolah (School Kids). Selain membantu perlengkapan sekolah, Lazis Wahdah juga memberikan tunjangan kepada guru yang mengajar.
Menurut Syahruddin, fasilitas yang baik dan didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya akan menghasilkan keluaran yang baik pula.
”Salah satu program yang terus kita usung adalah program recovery untuk membangkitkan semangat dan harkat hidup para pengungsi Rohingya. Tentu kita pahami bersama bahwa sebuah bangsa yang maju peradabannya adalah bangsa yang mempunyai kepeduliaan tinggi terhadap pendidikan masyarakatnya. Insya Allah untuk sekolah reguler akan kami upayakan dua bulan ke depan,” pungkasnya. [ES]