JAKARTA, (Panjimas.com) – Menyikapi adanya penyelenggaraan acara yang bertajuk “Untukmu Indonesia” yang akan digelar pada hari Sabtu (28/4/2018) di Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Komite Dakwah Khusus MUI pun menggelar rapat menyikapi acara tersebut.
Rapat yang dipimpin oleh Ketua Komite Dakwah Khusus MUI, Ustadz Abu Deedat, itu dihadiri beberapa anggotanya pada Jumat (26/4) siang.
“Rapat ini dibuat untuk menyikapi dan membuat langkah-langkah sebagai bentuk respon kita terhadap acara yang merupakan acara pemurtadan dilakukan kaum Nasrani yang dikemas acara sosial. Mereka mendompleng acara kebangsaan untuk misi pemurtadan,” ujar Ustadz Abu Deedat di Kantor MUI Pusat, Jl Proklamasi Jakarta.
Dari ilustrasi desain kupon yang dibagikan disitu jelas menurut Ustadz Abu itu merupakan gambar merpati yang berarti ruh kudus. Dari situ sudah bisa terbaca tentang visi, misi dan tujuan acara tersebut diatas.
Lebih lanjut dikatakan oleh Ustadz Abu Deedat, bahwa pasar murah, pengobatan gratis, serta pembagian sembako adalah hal yang sering dijadikan topeng untuk misi tersembunyi pemurtadan.
Dahulu juga begitu, menurut Ustadz Abu Dedad bahwa aksi pemurtadan dengan kemasan kegiatan sosial ini pernah terjadi. “Pada 2008 silam ada acara Bangkitlah Indonesiaku yang di adakan di Monas juga. Ternyata itu acara pemurtadan, saya punya bukti-bukti fotonya. Sesuai hasil pertemuan di Jepang, para missionaris harus mengubah cara pemurtadan dengan cara terselubung, termasuk dengan cara mendompleng acara kebangsaan. Waktu itu mereka dompleng dengan acara Hari Kebangkitan Nasional bulan Mei. Waktu itu yang hadir 300 ribu orang,” tutur Ustadz Abu Deedat.
Kemudian, di Bekasi, Jawa Barat juga pernah ada acara serupa. Dengan memakai acara: Bekasi Berbagi Bahagia (B3), kata Ustad Deedat, ternyata dibaliknya acara itu ada aksi pembaptisan masyarakat muslim yang hadir di lokasi acara. [ES]