MOSKOW, (Panjimas.com) – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov Jumat (20/04) lalu menegaskan bahwa Moskow tidak mengetahui bagaimana situasi di Suriah kedepannya dalam hal suatu negara yang menjaga integritas teritorialnya, menurut laporan kantor berita Interfax.
“Kami tidak tahu bagaimana situasi akan berkembang pada pertanyaan apakah mungkin untuk menjaga Suriah sebagai satu negara,” ujar Sergei Ryabkov saat berbicara kepada penyiar kantor berita Jerman Deutsche Welle.
Hal Ini disampaikannya beberapa hari usai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Ankara untuk membahas konflik Suriah. Para pihak berjanji untuk mendukung “integritas teritorial” Suriah, dan berupaya menemukan solusi akhir diplomatik untuk peperangan ini, dan memulai rekonstruksi wilayah Suriah yang kini hancur akibat perang selama 7 tahun.
Rusia telah mendukung Presiden Bashar Al-Assad mendapatkan kembali kendali atas wilayah-wilayah yang diambil alih kelompok oposisi sejak dimulainya perang sipil.
Dengan bantuan dari Moskow, pasukan Assad telah mampu merebut kembali petak-petak wilayah besar negara itu. Namun di Suriah bagian Utara, pasukan Kurdi yang didukung Amerika Serikat sedang memerangi Islamic State (IS) dengan harapan dapat mendirikan negara otonom mereka sendiri.
Rusia, sementara itu, telah memperluas cengkeramannya di Suriah, dengan membangun basis militer di Laut Mediterania dan memastikannya memiliki gerbang di Timur Tengah.[IZ]