RAMALLAH, (Panjimas.com) – “Palestina tidak akan mengizinkan negara manapun untuk memindahkan kedutaan mereka ke Jerusalem,” demikian pernyataan tegas Presiden Mahmoud Abbas, Sabtu (21/04).
Menurut laporan kantor berita resmi Palestina WAFA, selama pertemuan di kota Ramallah, Tepi Barat, Mahmoud Abbas mengatakan: “Pemerintahan Palestina tidak akan membiarkan Presiden AS Donald Trump atau pihak lainnya menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel.”
“Pemerintah Palestina akan melawan keputusan Trump dan tidak membiarkan negara mana pun memindahkan kedutaannya ke Jerusalem sampai masalah Palestina-Israel diselesaikan”, tuturnya.
Ia pun menekankan pada solusi dua negara, “Yerusalem Timur adalah tempat lahir dari ketiga agama Ibrahim: Islam, Kristen, dan Yudaisme. Orang-orang percaya dapat datang ke sini, berdoa dan dengan bebas memenuhi kewajiban agama mereka. Kami selalu mengatakan bahwa Yerusalem Timur adalah ibu kota negara kami dan terbuka bagi semua agama”, pungkas Abbas.
Abbas, juga, menyerukan kepada masyarakat Arab dan Muslim untuk mengunjungi tanah-tanah yang diduduki, terutama Yerusalem.
Pada tanggal 6 Desember 2017, Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sehingga menuai kecaman internasional dan gelombang protes kemarahan di wilayah Palestina.[IZ]