JAKARTA (Panjimas.com) – Untuk memberikan klarifikasi viralnya berita foto Pertemuan Team 11 Alumni 212 bersama Presiden di Bogor, Ahad (22 April 2018) lalu, Team Sebelas Alumni 212 akan menggelar konferensi pers di Restoran Larazetta, Lantai 2 Meeting Room, Tebet, Jakarta Selatan, hari ini, Rabu (25/4/2018) siang.
Demikian Ketua Alumni 212, KH. Misbahul Anam dan KH. Muhammad Al Khaththath (Sekretaris) dalam siaran pers yang diterima Panjimas, Rabu (25/4).
Di hari yang sama, Presidium alumni 212 juga menggelar jumpa pers, Rabu (25/4/2018) sore di Restoran Raden Bahari, Alamat : Jl.Buncit raya no.135 Jakarta Selatan. Jumpa pers tersebut juga terkait adanya kelompok masyarakat yang menggunakan atribut 212 mengadakan pertemuan dengan Presiden Jokowi, pada hari Ahad,22 April 2018. Demikian dikatakan Ketua Presidium Alumni 212 dan Aminuddin dan Ust.Hasri Harahap (Sekjend).
Alumni 212 Tagih Janji
Sebelumnya, saat berlangsung pertemuan antara Presiden Jokowi dengan GNPF Ulama di Istana Negara pada Hari Raya Idul Fitri 1438 H / 2017 hampir setahun lalu, ada kesepakatan bahwa Presiden Jokowi menunjuk dan mempercayakan pada Menko Polhukam Wiranto untuk menghentikan “Kegaduhan Nasional” dan membangun “Dialog Damai” dengan para Ulama dan Aktivis 212, termasuk akan menghentikan “Kriminalisasi terhadap para Ulama dan Aktivis 212”.
Namun faktanya sampai saat ini tak satu pun Ulama dan Aktivis 212 yang dikriminalisasi dihentikan kasusnya dengan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) seperti Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Adnin Armas, H Munarman, KH Muhammad Al-Khaththath, Kivlan Zein, Ahmad Dhani dan Rahmawati Soekarnoputri serta lainnya.
Bahkan sebagian kasus Ulama dan Aktivis 212 alih-alih di-SP3 tetapi malah justru diangkat ke pengadilan hingga divonis penjara, seperti Ustadz Alfian Tanjung, Jonru Ginting, Buni Yani, Habib Haidar BSA dan Asma Dewi serta lainnya.
Terbetik kabar, Ahad (22 April 2018) lalu Presiden Jokowi mengundang kembali sejumlah Ulama dan Tokoh 212 ke Istana Bogor, Jawa Barat. Maka Para Ulama dan Tokoh 212 pun mengontak Habib Rizieq di Mekkah dan meminta izin untuk memenuhi undangan tersebut.
Menurut salah satu peserta pertemuan, Habib Rizieq merestui pertemuan itu dengan syarat “Tagih Janji Presiden” untuk “Stop Kriminalisasi Ulama dan Aktivis 212” serta sampaikan aspirasi umat Islam secara terus terang.
Hadir dalam pertemuan tersebut Enam Tokoh yaitu Ketum Parmusi H Usamah Hisyam, Ketum GNPF Ulama H Yusuf Martak, Ketum PA 212 Ustadz Slamet Maarif, Dewan Syuro Adz Dzikro KH Rouhdul Bahar, Sekjen FUI KH Muhammad Al-Khaththath dan Ketum FPI KH Ahmad Sobri Lubis.
Pertemuan berlangsung sejak pukul 12:10 sampai dengan 14:30 WIB, serta tempat di Masjid istana Bogor kemudian berlanjut di ruang kerja Presiden, dan diakhiri dengan makan siang bersama.
Dalam pertemuan ini para Ulama dan Tokoh 212 menyampaikan langsung kepada Presiden Jokowi semua kritik dan saran dengan bahasa yang santun dan ramah. Presiden Jokowi pun membuka diri mendengarkan semua masukan dan berjanji kembali untuk mengambil langkah yang tepat.
Di samping itu juga Presiden Jokowi dalam pertemuan menyampaikan berbagai keluhan seputar aneka tuduhan terhadap dirinya sekaligus mengklarifikasinya.
Dari hasil pertemuan terkesan bahwa Itikad baik Presiden Jokowi tidak terimplementasikan dengan baik di jajaran bawah yang berwenang. Entah karena komunikasi yang tersumbat antara Istana dan jajaran bawah yang berwenang atau memang jajaran bawahnya yang tidak bisa menterjemahkan keinginan baik tersebut atau memang ada agenda lain.
Menurut sumber informasi terpercaya dari FPI, Pihak Istana meminta pertemuan tersebut dirahasiakan, namun faktanya justru mereka yang bocorkan.
Rombongan Ulama dan Tokoh 212 tidak diperkenankan membawa HP apalagi Kamera atau Alat Rekam, karena ada kesepakatan bahwa pertemuan dirahasiakan, namun ternyata diam-diam pihak istana mengambil foto dan memviralkannya.
Dengan demikian bisa jadi pihak istana juga merekam semua isi pembicaraan dalam pertemuan. Sumber terpercaya dari FPI menyatakan justru kalau isi Dialog direkam dan diputar maka Para Ulama dan Tokoh 212 yang hadir akan sangat senang, karena isinya aneka saran dan kritik tegas dan lugas langsung dihadapan Presiden.
Para Ulama dan Tokoh tidak pernah khawatir tentang pertemuan itu dirahasiakan atau pun diumumkan, karena mereka hanya menagih janji dan menyampaikan aspirasi umat serta menyuarakan yang Haq.
Andai pun pihak istana telah membocorkannya, justru para Ulama dan Tokoh 212 lebih plong dan lega, sehingga tidak ada beban untuk menyampaikan ke umat tentang seluruh isi pembicaraan.
Dengan demikian semua permintaan dan saran-saran dari para Ulama sudah disampaikan langsung kepada Jokowi, kini umat Islam menunggu langkah tepat yang segera diambil oleh Presiden Jokowi. Demikian informasi yang beredar di media. (ass)