YERUSALEM, (Panjimas.com) – Israel menutup sebuah organisasi media Palestina di Yerusalem Timur dengan dalih dugaaan “menghasut kekerasan”.
“Pihak berwenang Israel menerbitkan surat perintah di pintu organisasi – atas nama Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman – mengumumkan penutupan,” ujar Ahmed al-Safadi, Direktur Yayasan Media Pemuda Elia [Elia Youth Media Foundation], Kamis (19/04).
Yayasan yang berbasis di Yerusalem Timur itu dikenal luas atas kerja-kerjanya dalam mendokumentasikan pelanggaran-pelanggaran Israel terhadap warga Palestina.
Sebagai catatan, pada umumnya kebijakan Israel mengenai institusi-institusi Palestina di Yerusalem biasanya dikeluarkan oleh Menteri Keamanan Internal Israel, bukan oleh Menteri Pertahanan.
“Kami terkejut menemukan keputusan itu dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan – itu sangat tidak biasa,” pungkas al-Safadi, dikutip dari AA.
Langkah itu, menurutnya, harus dilihat dalam konteks upaya yang sedang berlangsung oleh Israel untuk memaksa lembaga-lembaga Palestina yang berbasis di Yerusalem untuk pindah ke wilayah Tepi Barat yang diduduki.
“Ini tidak bisa diterima,” pungkas al-Safadi. “Kami menuntut hak-hak kami untuk mengekspresikan sudut pandang kami; tidak ada pembenaran sama sekali atas penutupan ini”, imbuhnya.
Ia menambahkan: “Ini adalah upaya nyata untuk membungkam pandangan alternatif mengenai apa yang terjadi di Yerusalem.”
Dua hari yang lalu, Lieberman mengatakan melalui akun Twitternya bahwa dia baru-baru ini menandatangani keputusan yang mengklasifikasikan yayasan sebagai organisasi “teroris”.
Dalam perkembangan terkait, sejumlah pemukim Israel pada hari Kamis (19/04) memaksa menyerbu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem Timur, menurut Badan Wakaf Islam yang dikelola Yordania.
“Sekitar 200 pemukim [ilegal Yahudi] memasuki kompleks masjid di pagi hari, dengan 40 lainnya datang usai Dzuhur, ” pungkas Islamic Waqf.
Seorang pengelola Masjid Al-Aqsa Palestina mengatakan bahwa serangan Kamis itu termasuk upaya para pemukim ilegal Yahudi untuk melakukan “ritual Yahudi” di dalam kompleks Masjidil Aqsa. Badan Wakaf Islam telah berulang kali mengutuk serangan semacam itu, jumlah dan frekuensinya pun telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.[IZ]