WASHINGTON, (Panjimas.com) – Tim delegasi Dewan Keamanan PBB akan melakukan perjalanan ke Bangladesh dan Myanmar bulan ini untuk melihat secara langsung situasi krisis pengungsi Muslim Rohingya.
Saat berbicara dalam jumpa pers harian, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan semua 15 Duta Besar Dewan Keamanan PBB akan melakukan perjalanan ke Bangladesh dan Myanmar pada tanggal 26 April – 2 Mei.
PBB menekankan harapan besarnya bahwa para duta besar itu akan bersatu atas krisis pengungsi ini.
Dujarric mengatakan dia berharap kunjungan itu juga akan menarik perhatian masyarakat internasional terhadap penderitaan etnis Rohingya yang dipaksa untuk melarikan diri dari Myanmar karena penganiayaan dan tindakan brutal hingga mencari perlindungan di Bangladesh.
Dujarric mengatakan delegasi DK PBB juga akan mengunjungi wilayah Irak untuk menunjukkan dukungannya menjelang pemilihan majelis parlemen dan provinsi pada 12 Mei mendatang.
Sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas minoritas Muslim, menurut Amnesty International.
Etnis Rohingya, digambarkan oleh PBB sebagai etnis yang paling teraniaya dan tertindas di dunia, Mereka telah menghadapi ketakutan tinggi akibat serangan pasukan Myanmar dan para ektrimis Buddha.
Sedikitnya 9.000 Rohingya dibantai di negara bagian Rakhine mulai 25 Agustus hingga 24 September, demikian menurut laporan Doctors Without Borders [MSF].
Dalam laporan yang diterbitkan pada 12 Desember lalu, organisasi kemanusiaan global itu mengatakan bahwa kematian 71,7 persen atau 6.700 Muslim Rohingya disebabkan oleh kekerasan. Diantara para korban jiwa itu, termasuk 730 anak di bawah usia 5 tahun.
Dilaporkan bahwa lebih dari 647.000 penduduk Rohingya terpaksa menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017 ketika Tentara Myanmar melancarkan tindakan brutal dan kejam terhadap Minoritas Muslim itu, sementara itu menurut angka PBB, jumlahnya adalah 656.000 jiwa.
Para pengungsi Rohingya tersebut melarikan diri dari operasi militer brutal Myanmar yang telah melihat pasukan militer dan massa ektrimis Budhdha membunuhi pria, wanita dan anak-anak, bahkan menjarah rumah-rumah dan membakar desa-desa Muslim Rohingya.[IZ]