STRASBOURG, (Panjimas.com) – “Ini adalah hak rakyat Suriah untuk memutuskan masa depan mereka sendiri,” tegas Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Selasa (17/04).
Saat berbicara di hadapan Parlemen Eropa di Strasbourg, Federica Mogherini mengatakan: “Masa depan Suriah diserahkan dan harus ditentukan hanya di tangan rakyat Suriah, dan tidak ada pihak lain.”
Mogherini menambahkan bahwa poin utamanya adalah bahwa satu-satunya “solusi berkelanjutan, pragmatis dan mungkin untuk perang di Suriah adalah solusi politik”, dikutip dari Anadolu.
“Kami tidak ragu tentang ini: tidak ada solusi militer untuk perang; satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik ini adalah melalui pembicaraan internal-Suriah di Jenewa, antara kubu-kubu Suriah, di bawah kepemimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa, ” pungkasnya.
Mogherini menambahkan bahwa bahkan ketika Suriah memudar dari berita utama, dunia harus ingat bahwa perang ini belum berakhir.
“Pekan depan, semua pemain internasional dan regional yang relevan akan berkumpul untuk menggelar Konferensi Brussels ke-2 untuk mendukung masa depan Suriah dan wilayah tersebut,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa akan ada lebih dari 80 delegasi yang hadir.
Pada sesi tersebut, beberapa anggota Parlemen Uni Eropa mengkritik AS, Inggris, dan Perancis mengenai tindakan serangan udara pada dugaan fasilitas senjata kimia rezim Assad, Parlemen Uni Eropa memperingatkan serangan akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Serangan itu dilancarkan dengan dalih membalas tindakan rezim Assad dituding melakukan serangan kimia di Douma Suriah, yang menewaskan 78 warga sipil dan melukai ratusan korban lainnya.[IZ]