WASHINGTON, (Panjimas.com) – Pentagon berupaya mempersenjatai 65.000 anggota “sebagai pasukan binaan AS” di Suriah, termasuk kelompok bersenjata PYD, hal ini mengacu pada proposal anggaran tahun fiskal 2019 pemerintahan Donald Trump.
Berdasarkan proposal yang diajukan ke Kongres AS untuk disetujui pada bulan Februari lalu, Pentagon meminta jatah anggaran senilai $300 juta dollar untuk mempersenjatai dan melengkapi mitra-mitranya di Suriah.
Sementara itu, $250 juta dollar dana lainnya juga diminta Pentagon untuk membangun “keamanan perbatasan” di wilayah Suriah.
Laporan lengkap bertajuk “FY 2019 Overseas Contingency Operations (OCO)” meminta “Counter-IS Train and Equip Fund (CTEF)” – yang diperoleh oleh Anadolu Ajansi pada hari Senin (16/04) menunjukkan kesediaan pemerintah AS untuk mempersenjatai dan melengkapi 30.000 pasukan dalam melakukan misi tempur yang sedang berlangsung di Lembah Sungai Eufrat Tengah, dan 35.000 “Pasukan Keamanan Internal” di daerah-daerah yang dibebaskan di seluruh negeri (Suriah), dikutip dari Anadolu.
“Untuk mencapai tujuan militer AS, generasi kekuatan mitra-mitranya di Suriah akan terdiri dari pasukan lokal yang demografis-representatif, tepat diperiksa, dilatih, dan dilengkapi untuk memastikan lingkungan yang aman dan mampu bertempur,” tulisnya dalam proposal anggaran fiskal.
Pentagon berencana untuk mengalokasikan $162.6 juta dollar dari $300 juta dollar untuk senjata, peralatan, dan kendaraan, $8 juta untuk dukungan kehidupan dasar yang menyediakan kebutuhan dasar kemanusiaan, $28 juta untuk biaya transportasi dan persiapan, dan $101,5 juta untuk dukungan operasional.
Di antara senjata yang sedang direncanakan untuk dikirim termasuk 25.000 senapan otomatis AK-47, 1.500 senapan mesin ringan, 500 senapan mesin berat, 400 peluncur roket RPG-7, 95 senapan sniper, 20 mortir 60mm, dan 60 mortir 120mm.
Bersama dengan total biaya $ 47 juta, Pentagon juga meminta tambahan $24 juta untuk amunisi senjata-senjata ini.
AS telah mendukung PYD, yang merupakan cabang Suriah dari organisasi teror PKK yang telah melancarkan operasi teror lebih dari 30 tahun terhadap negara Turki yang telah mengakibatkan puluhan ribu kematian.
Dukungan Amerika untuk kelompok teror tersebut telah lama mengusik Ankara karena Washington memandang SDF yang dipimpin PYD sebagai “mitra terpercaya” dalam pertempurannya dan terus memberikan senjata dan peralatan walaupun ditentang kuat oleh Turki.
PYD/ PKK merupakan cabang Suriah dari organisasi militan Kurdi yang telah dimasukan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa serta Turki – dan mulai melakukan kampanye bersenjata pada bulan Juli 2015.
Sejak pertengahan 1980an, PKK telah melancarkan kampanye teror yang luas melawan negara Turki, di mana diperkirakan 40.000 orang dibunuh.
Sejak saat itu, mereka telah membunuh lebih dari 1.200 personil keamanan dan warga sipil Turki, termasuk perempuan dan anak-anak.
PKK berjuang untuk kemerdekaan dan kepentingan nasionalime etnis Kurdi.
Sejak puluhan tahun lamanya PKK memperjuangkan ideologi marxisme-leninis, mencita-citakan Negara Komunis dengan berbasis nasionalisme Kurdi.
Dengan karakter ektrim kiri komunis yang keras ini telah lama mereka berseteru dengan Turki.[IZ]