Jakarta (Panjimas.com) – Dalam diskusi Ngopi Ngerumpi bertajuk “Media Sosial Versus Media Mainstream di Era Gerakan Politik Zaman Now” di Kantor ILEW, Jalan Veteran I, nomor 33, Jakarta Pusat, Selasa (17/4), kekuatan pengaruh media sosial tak bisa dinafikan. Sebab, tidak sedikit gerakan di media sosial justru lebih besar dampaknya ketimbang pemberitaan di media mainstream itu sendiri.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Rahman Toha. “Contohnya Arab spring. Itu kan lebih karena pengaruh dari media sosial yang berujung ke gerakan yang sangat besar,” katanya.
Rahman mengatakan, kemenangan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres tahun 2014 pun tak lepas dari peran besar media sosial. Begitu juga dengan Pilkada Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurutnya, sosial media menjadi sarana alternatif yang mendorong gerakan dimanapun berada. Karenanya, suka atau tidak suka media mainstream harus melakukan sinergi dengan media sosial.”Kalau media mainstream tidak bisa, maka akan gulung tikar. Sosial media seperti senjata juga yang bisa menembak siapapun,” demikian Rahman Toha. [ass]