ANKARA, (Panjimas.com) – Kepala Urusan Agama Turki, Syaikh Ali Erbas Jumat malam (13/04) mengeluarkan pesan tentang ‘Lailatul al Miraj’, perjalanan malam hari Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Yerusalem dan kemudian menuju Sidratul Muntaha, Langit Ke-7.
Dalam pernyataannya, Syaikh Ali Erbas mengatakan bahwa umat Islam sekali lagi mengamati malam “perjalanan ajaib dengan kebijaksanaan ilahi”.
Lailat al Miraj diamati di Turki sebagai salah satu dari 5 malam istimewa – masing-masing disebut “kandil,” yang diterjemahkan sebagai ‘lilin’ dalam bahasa Turki – ketika menara Masjid-Masjid disinarkan dan doa-doa khusus dipanjatkan.
Malam itu pada umumnya diamati pada hari ke-27 bulan suci Rajab, yang jatuh pada tanggal 13 April yang dimulai dengan Jumat malam tahun 2018 ini.
Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW, setelah dipersiapkan untuk pertemuannya dengan Allah oleh malaikat Jibrail dan Mikhail, perjalanan di atas hewan yang disebut ‘Buraq’, pertama kali menuju ke Al-Quds [Yerusalem] – di mana Ia memimpin nabi-nabi lain dalam shalatnya – dan perjalanan kedua menuju ke surga di mana dia berkesempatan berbicara dengan Allah SWT.
Dalam pesannya, Ali Erbas mengatakan yang paling penting dari nilai-nilai Isra Miraj adalah mengingatkan umat Islam tentang Masjid al-Aqsa.
“Jika Masjid al-Aqsa tidak bebas, maka umat Islam tidak memiliki kebebasan jiwa dan hati.”
Bagi Muslim, Al-Aqsa mewakili situs ketiga paling suci di dunia. Yahudi, untuk bagiannya, mengklaim wilayah itu sebagai “Temple Mount”, mengklaim itu adalah situs ke–2 kuil Yahudi di zaman kuno.
Erbas mengatakan dirinya berharap malam suci ini akan menjadi kesempatan untuk mengakhiri pendudukan dan penganiayaan Israel terhadap rakyat Palestina dengan meningkatkan kesadaran akan Masjid al-Aqsa.
“Kandil” diperkenalkan selama pemerintahan Kekhalifahan Turki Utsmani pada masa Sultan Selim II pada abad ke-16 Masehi.
Sultan Selim II memerintahkan agar masjid-masjid menyalakan lilin di menara-menaranya untuk memperingati malam-malam istimewa ini kepada publik.[IZ]