ISTANBUL, (Panjimas.com) – Seorang pakar Islamophobia dari University of Leeds baru-baru ini menegaskan bahwa Islamophobia merupakan wacana dan fenomena global.
“Apa yang kami lihat di Eropa dan Amerika Utara, tetapi saya akan mengatakan di seluruh dunia sekarang adalah Islamophobia dan ini menjadi sarana untuk mengubah hubungan antara warga dan pemerintah mereka,” pungkas Sayyid.
Menurut Sayyid, Islamophobia tidak lagi mempengaruhi kaum minoritas saja.
“Ini benar-benar mengubah cara negara berpikir tentang dirinya sendiri,” pungkasnya, Ia pun mengutip larangan visa perjalanan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Muslim.
“Apa yang telah dilakukan Trump adalah berdasarkan undang-undang yang telah diterapkan oleh [pendahulunya Barack] Obama,” jelasnya.
Sayyid mengatakan bahwa banyak orang melihat Islamophobia “lebih seperti jatuhnya topeng daripada kenyataan baru.”
“Aspek yang lebih mengkhawatirkan adalah Islamophobia tidak lagi terbatas di mana ada minoritas Muslim. Ini adalah wacana global, sebuah fenomena global,” pungkasnya.
“Jadi Anda memiliki negara-negara seperti misalnya Angola, di mana hampir tidak ada Muslim, yang mencoba untuk menutup masjid-masjid,” tambahnya.
Sayyid menjelaskan bahwa Islamophobia bahkan juga mengubah hubungan antara warga dan negaranya.”Islamophobia mengubah hubungan antara warga dan negara,” pungkas co-editor buku “Thinking Through Islamophobia: Global Perspectives” itu.
Salman Sayyid menuturkan, “”Kita perlu memiliki cara berpikir tentang bagaimana kita memahami fenomena Islamophobia”, dilansir dari Anadolu.
“Secara konseptual daripada hanya menjelaskan berbagai macam daftar-daftar sepanjang waktu, berdebat tentang definisi,” jelasnya.
Sayyid juga mengungkapkan bahwa untuk waktu yang lama orang berpikir bahwa Islamophobia hanya berarti penganiayaan terhadap minoritas Muslim.
“Karena itu, jika Anda bukan minoritas Muslim, Anda tidak terlalu peduli. Itu tidak memengaruhi apa pun, ” tandas Sayyid.
Hal ini disampaikan Salman Sayyid di Universitas Sabahattin Zaim Istanbul saat Konferensi Internasional Islamophobia yang bertajuk “Contextualizing Islamophobia: Its Impact on Culture and Global Politics” [“Mengkontekstualkan Islamophobia: Dampaknya pada Budaya dan Politik Global”]. Dalam konferensi internasional itu khusus dibahas mengenai strategi dan kebijakan untuk memerangi Islamophobia
Selain menampilkan para ulama dan cendekiawan dari seluruh dunia, konferensi ini juga berfokus mengenai isu Islamophobia pada budaya, masyarakat, politik, dan hubungan internasional.
Konferensi ini dimaksudkan untuk memacu diskusi tentang “strategi dan kebijakan yang perlu diadopsi dan dikejar untuk mengakhiri atau mengurangi efek berbahaya dan merugikan dari Islamophobia,” menurut laman web Universitas Sabahattin Zaim Istanbul.[IZ]