BEKASI, (Panjimas.com) – Muhammad Hidayat, pelapor putra Presiden Republik Indonesia Joko Widodo akhirnya memutuskan untuk menghentikan perbelaan terhadap dirinya dan lebih memilih berdakwah di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur.
“Awalnya bapak (Muhammad Hidayat) cuma sama beberapa napi yang ke masjid, tapi sekarang udah banyak, kurang lebih 100 napi. Alhamdulillah” kata Rahayu, istri Muhammad Hidayat kepada Panjimas. Sabtu, (14/4).
Rahayu menjelaskan, program utama suaminya sebelum mendakwahkan tentang Islam ialah peningkatan gizi. “Di Gunung Sindur itu lebih parah keadananya daripada di Bulak Kapal. Sendal aja mereka enggak punya,” jelasnya.
Demi membantu dakwah suaminya, Rahayu bergeriliya mencari bantuan ke sejumlah lembaga sosial.
“Alhamdulillah kemarin kita baru kirim sendal jepit 7 lusin, 15 Al-Quran, dan 10 Iqro’,” terang Rahayu.
Kondisi tersebut, diungkap Rahayu lantaran para napi ‘jarang dijenguk keluarga’. “Karena akses ke Lapas jauh,” lanjut Rahayu.
Tidak hanya berhasil mengajak para napi ke masjid, Rahayu menjelaskan bahwa para napi juga ikut puasa sunnah.
“Mereka ada yang puasa Senin-Kamis dan ada juga yang puasa Daud,” tuturnya.
Rahayu semakin yakin dengan apa yang diungkapkan suaminya ketika mendapatkan respon positif dari napi kasus narkoba.
“Saya jadi ngikutin Pak Dayat, bu sekarang. Ngikutin puasa Daud,” kata Rahayu mengutip perkataan napi narkoba tersebut.
Selain program utama peningkatan gizi, Muhammad Hidayat pun mengajarkan baca Iqro’ dan Al-Quran.
Oleh karenanya, demi menunjang kebutuhan buka puasa sunnah di Lapas Gunung Sindur itu, Rahayu pun berencana meminta bantuan kepada Infaq Dakwah Center (IDC). [DP]