SEMARANG (Panjimas.com) – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar musyawarah nasional (munas) alim ulama di Hotel Patrajasa, Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat-Sabtu (13-14 April 2018). Selain itu juga digelar puncak peringatan Harlah ke 45 PPP.
Wasekjen DPP PPP yang juga anggota Komisi II DPR Achmad Baidowi mengatakan, pada kegiatan ini akan dibahas isu-isu kebangsaan, termasuk tentang kepemimpinan nasional. Di antaranya terkait dengan konfigurasi Pilpres 2019.
Bagi PPP, moment munas ini sangat penting untuk mengembalikan citra partai yang sempat dicap tidak pro ulama.
Diketahui, kebijakan PPP mendukung pasangan Basuki Tjahana Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu mendapat reaksi negatif dari sebagiam masyarakat. Partai berlambang kabah ini dinila keluar dari rohnya dan dicap anti ulama.
“Sejak Pilkada DKI, PPP dianggap tidak pro ulama. Hari ini, PPP ingin menunjukkan bahwa PPP merupakan bagian dari ulama,” ujar Koordinator Acara Munas Alim Ulama PPP, Muhalim Djafar, kepada wartawan, di Semarang, Kamis (12/4/2018) malam.
Atas dasar itu pula, kata dia, Munas Alim Ulama PPP yang kedua ini sengaja mengangkat tema: Mempertegas Peran Ulama untuk Memperkuat NKRI Dalam Bingkai Islam Rahmatan Lil Alamin.
Mememtum musyawarah nasional (munas) alim ulama PPP yang dihelat di Semarang juga akan dijadikan ajang untuk mencari sosok cawapres dari partai berlambang kabah. Diketahui, PPP sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi. Maka itu, di munas alim ulama ini akan dibahas terkait cawapes Jokowi.
“PPP akan mendengarkan masukan dari para ulama yang akan dijadikan pertimbangan untuk disampaikan kepada Jokowi. Bisa jadi nanti sudah merujuk pada sejumlah nama yang dianggap mumpuni menjadi cawapres Jokowi, atau sebatas kriteria dan syarat-syarat yang dilihat dari aspek syariah maupun politik, ” ujar Achmad Baidowi kepada wartawan, Kamis (12/4/2018).
Sosok calon pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 hingga kini belum mengerucut pada satu nama. Namun, sejumlah partai koalisi pendukung Jokowi sudah memiliki jagoan masing-masing untuk diduetkan dengan petahana.
Dua partai koalisi, yakni Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara meyakinkan sudah menyodorkan nama masing-masing ketua umumnya. Adapun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum memiliki calon pasti, meskipun nama sang Ketua Umum DPP PPP Muhammad Romahurmuziy (Rommy) dijagokan untuk mendampingi Jokowi.
Munas Alim Ulama PPP ini dipimpin oleh Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Maimoen Zubair dan Pelakasana Harian KH Syukron Makmun. Adapun peserta Munas adalah para pimpinan Majelis Syariah DPP, pimpinan Majelis Syariah DPW, serta utusan pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam dari seluruh Indonesia. Total ada sebanyak 160 alim ulama yang sudah mengkonfirmasi kehadirannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama sekaligus Harlah ke-45 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dihelat di Semarang, Jawa Tengah. Munas Alim Ulama akan membahas isu-isu kebangsaan, termasuk tentang kepemimpinan nasional serta isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang marak di media sosial.
“Insyaallah nanti Beliau (Jokowi) sendiri yang akan memberikan pemaparan setelah tausiah dari Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Ma’ruf Amin,” kata Ahmad di lokasi Munas Alim Ulama, Jumat (13/4/2018).
Mumas Alim Ulama akan dibuka Ketua Umum PP M Romahurmurziy (Rommy) hari ini. Munas Alim Alama dipimpin Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Maimoen Zubair dan Pelakasana Harian KH Syukron Makmun. Adapun peserta adalah para pimpinan Majelis Syariah DPP PPP, pimpinan Majelis Syariah DPW PPP, serta utusan pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam dari seluruh Indonesia. Total sudah ada sebanyak 160 alim ulama yang mengkonfirmasi kehadirannya. (ass)