IDLIB, (Panjimas.com) – Warga Suriah yang tinggal di distrik-distrik yang dikendalikan kubu oposisi Suriah baru-baru ini menggelar aksi demonstrasi Ahad (08/04) yang bertujuan memprotes dugaan serangan kimia terbar di Ghouta Timur, pinggiran ibukota Damaskus.
Pada hari Sabtu (07/04), pasukan rezim Assad diduga menggunakan gas beracun dalam serangannya di Distrik Douma, yang menyebabkan setidaknya 70 warga sipil meregang nyawa, demikian menurut Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai White Helmets.
Penduduk setempat yang berasal Distrik Saraqib, Marratinuman dan Khan Shaykhun di Idlib – yang datang di bawah serangan kimia April lalu – dan kota Keferruma dan Maarsurin bergabung dengan aksi demonstrasi Ahad (08/04) itu.
Selain itu, para penduduk setempat dari Distrik Darat Izza dan Distrik Al Atarib di Aleppo Barat, dan Kifrenbude dan kota-kota Moriq di Hama bergabung dengan aksi protes itu.
Tampak beberapa spanduk dalam bahasa Inggris dan Arab yang dibawa oleh para pengunjuk rasa, yang berbunyi: “Hak asasi manusia dan hukum internasional adalah lelucon April Mop”, “Di mana Human Rights Watch? Di mana dunia ini?” dan “Sesak Nafas hingga mati, lagi. Apa dosa-dosa mereka?”.
Mohammed al-Hani, seorang aktivis Suriah yang turut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi di Saraqib, mengatakan bahwa para penduduk mengutuk keras serangan kimia oleh rezim di Douma.
Hasan Al-Hassan, seorang anggota dari White Helmets, mengatakan: “Pada peringatan serangan kimia di Khan Shaykhun, Assad menghantam Douma dengan bahan kimia. Ini terjadi sebagai akibat dari persetujuan dan perlindungan masyarakat internasional.”
Firas Abdullah, seorang aktivis dari Ghouta Timur yang dipaksa meninggalkan rumahnya, menuding rezim Assad dan Rusia sebagai “teroris yang menggunakan senjata kimia terhadap 170 ribu orang yang terperangkap dalam tujuh km2”.
Serangan itu menuai kecaman internasional, termasuk dari Turki dan Arab Saudi.
Menjadi rumah bagi sekitar 400.000 orang, Ghouta Timur tetap menjadi target pengepungan rezim yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir.
Awal bulan ini, komisi penyelidikan PBB merilis laporan yang menuduh rezim Assad melakukan kejahatan perang di Ghouta Timur, termasuk penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil.[IZ]