GAZA, (Panjimas.com) – Seorang warga Palestina di Jalur Gaza akhirnya menyerah pada luka yang dideritanya sepekan sebelumnya, sehingga jumlah total warga Palestina yang baru-baru ini dibunuh tentara Israel di perbatasan Gaza-Israel kini menjadi 21 jiwa, demikian menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Jumat (06/04).
“Thaer Mohamed Rabaa, 30 tahun, yang terluka di kota Jabalia bagian Timur di Jalur Gaza Utara, meninggal dunia hari ini karena luka-lukanya,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qidra dalam pernyataannya.
Rabaa dilaporkan terluka Jumat pekan lalu akibat tembakan tentara Israel di lintas-perbatasan.
Kematian terbaru ini kemudian meningkatkan jumlah warga Gaza yang gugur akibat tembakan Israel di tengah berlangsungnya gelombang aksi demonstrasi Palestina di sepanjang perbatasan Timur Jalur Gaza dengan Israel – yang dimulai Jumat lalu – menjadi 21 jiwa.
Selama periode yang sama, lebih dari 1.500 warga Palestina mengalami luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan.
Warga Palestina di Gaza mengadakan aksi demonstrasi selama 6 pekan di sepanjang perbatasan yang akan memuncak pada tanggal 15 Mei. Hari itu akan menandai peringatan 70 tahun pendirian negara Israel – sebuah acara yang disebut oleh warga Palestina sebagai peristiwa “Nakba” atau “Bencana”.
Menanggapi banyaknya korban jiwa dan luka dalam Aksi “Great Return March”, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan hari Sabtu sebagai hari berkabung nasional atas kematian belasan warga Palestina, Jumat (30/03).
Para demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diizinkan mendapatkan hak-haknya untuk pulang kembali ke kota-kota dan desa-desa yang keluarga mereka diami saat terpaksa melarikan diri, atau diusir dari tanah miliknya, saat negara Yahudi Israel dideklarasikan pada tahun 1948.
Sejak Jumat pagi, puluhan ribu warga Gaza berkumpul di perbatasan Timur Gaza sepanjang 45 kilometer yang berbasan dengan Israel untuk menegaskan kembali hak-hak mereka untuk pulang kembali ke rumah leluhur dan tanah air mereka di Palestina yang bersejarah.
Puluhan ribu warga Palestina di Jalur Gaza, Jumat (30/03) lalu berkumpul di wilayah perbatasan Timur Gaza dengan Israel, di mana mereka menggelar aksi unjuk rasa “Great Return March” [Gerakan Pulang Raya] dalam rangka menegaskan kembali hak-hak mereka untuk kembali pulang ke rumah leluhur dan tanah air mereka di Palestina yang bersejarah.
Aksi demonstrasi massal Jumat (30/03) itu juga dimaksudkan untuk menekan Israel agar segera mencabut blokade terhadap wilayah pesisir Gaza yang sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Aksi ini didukung oleh hampir semua faksi politik Palestina, yang telah berulang kali menekankan bahwa kegiatan ini merupakan aksi damai.
Para aktivis Palestina menggambarkan kamp-kamp dan tenda-tenda perkemahan itu sebagai “titik pementasan untuk kami kembali ke tanah air dari mana kami diusir pada 1948”, dikutip dari Anadolu.[IZ]