YERUSALEM, (Panjimas.com) – Ratusan ekstrimis Yahudi menyerbu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur, Rabu (03/04), demikian menurut seorang pejabat Palestina.
“Lebih dari 542 ekstremis Yahudi menyerbu kompleks [Al-Aqsha] itu sejak pagi,” ujar Direktur Masjid Al-Aqsa, Sheikh Omar Kiswani, dikutip dari Anadolu.
Sheikh Kiswani mengatakan para ekstrimis Yahudi menerobos masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha melalui gerbang Al-Mugharbah di bawah perlindungan pasukan zionis Israel.
“Mereka mengunjungi kompleks itu dan melakukan ritual Talmud di dekat Dome of the Rock,” jelasnya.
Kiswani mengatakan, Kepolisian Israel membatasi masuknya pria Muslim ke kompleks Al-Aqsha dengan menyita kartu identitas mereka di gerbang masjid.
Sejak Jumat, lebih dari 2.040 ekstrimis Yahudi menyerbu masuk ke kompleks Al-Aqsha sebagai bagian dari perayaan hari raya “Passover (Pesach) Yahudi”, yang dimulai pada 30 April dan berakhir pada 7 April.
“Passover (Pesach)”, memperingati eksodus Israel dari Mesir pada masa Nabi Musa, ddan ianggap sebagai salah satu hari libur terpenting dalam kalender keagamaan Yahudi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang Israel telah mengizinkan para pemukim ilegal Yahudi memasuki ke kompleks Masjid Al-Aqsa – dan biasanya melalui Gerbang Magharba – dengan jumlah yang terus meningkat secara signifikan.
Selama 2017 saja, tercatat lebih dari 25.000 serangan yang dilancarkan para pemukim ilegal Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa, demikian menurut Badan Wakaf Islam yang dikelola Yordania. Sementara jumlah serangan pada tahun 2016 mencapai angka lebih dari 15.000.
Otoritas Palestina dan pemerintah Yordania telah berulang kali menuntut pihak berwenang Israel untuk melarang praktik-praktk serangan kaum Yahudi tersebut – akan tetapi tidak diindahkan Israel.
Serangan para pemukim ilegal Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada umumnya meningkat selama hari-hari raya keagamaan Yahudi.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah tahun 1967. Israel kemudian mencaplok kota Yerusalem pada tahun 1980, mengklaim bahwa seluruh Yerusalem sebagai ibukota “abadi” negara Yahudi, namun langkah itu tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.[IZ]