GHOUTA, (Panjimas.com) – Setidaknya 47 warga sipil dilaporkan meregang nyawa dalam dua hari ini akibat serangan pasukan rezim Assad di Ghouta Timur, pinggiran Damaskus, demikian menurut sumber Badan Pertahanan Sipil, White Helmets.
Distrik Ghouta mengalami serangan udara intensif dan penembakan hebat oleh rezim Assad dan jet tempur Rusia sejak Jumat (06/04), menurut sumber anonim, dikutip dari AA.
Tim pertahanan sipil berjuang untuk menjangkau para korban di bawah puing-puing bangunan yang hancur, jelas White Helmets.
Jumat (06/04) lalu, PBB menyatakan keprihatinan mendalamnya atas meningkatnya serangan udara di Ghouta Timur.
Warga sipil telah dievakuasi dari Ghouta Timur sejak 22 Maret berdasarkan perjanjian yang diperantarai oleh Rusia antara rezim Bashar al-Assad dan kelompok-kelompok oposisi bersenjata.
Evakuasi dari Ghouta Timur, lingkungan Arbin, Zamalka dan Ayn Tarma dilakukan pekan ini, tetapi kesepakatan belum tercapai mengenai Duma.
Pada tanggal 2 April lalu, ketika pembicaraan antara Rusia dan Jaish al-Islam (sebuah kelompok oposisi bersenjata yang beroperasi di Ghouta Timur) sedang berlangsung, evakuasi dimulai dari Duma, dengan sekitar 5.000 warga sipil meninggalkan daerah itu menuju ke daerah yang dikuasai oposisi di Suriah Utara.
Menurut sumber-sumber lokal, serangan udara Jumat didorong oleh perselisihan antara Rusia dan Jaish al-Islam, dengan pihak terakhir bersikeras bahwa Duma haruslah dimasukkan dalam proses evakuasi.
Sekitar 100.000 penduduk sipil kini tinggal di Duma, sebuah lingkungan yang dikuasai rezim Assad di Ghouta Timur yang memiliki luas sekitar 7 km2.
Menurut laporan Anadolu, setidaknya 50.000 warga sipil telah dievakuasi dari Ghouta Timur sejak proses evakuasi dimulai pada 22 Maret lalu.
Sementara itu menurut laporan PBB, sekitar 130.000 orang dikabarkan telah meninggalkan wilayah Ghouta Timur di pinggiran ibukota Damaskus selama rentetan serangan rezim Assad disana yang berlangsung beberapa pekan, demikian pernyataan PBB, Senin (02/04).[IZ]