BANDA ACEH, (Panjimas.com) – Nelayan yang berasal dari Provinsi Aceh Indonesia dikabarkan berhasil menyelamatkan 5 warga Muslim Rohingya Jumat (06/04) pagi setelah mereka terdampar di laut selama hampir 3 pekan lamanya.
Kepala Kepolisian Aceh Timur Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wahyu Kuncoro mengatakan pada hari Sabtu bahwa 2 pria, 2 wanita dan seorang anak diselamatkan sekitar 176 mil dariwilayah daratan Aceh Timur.
“Menurut kesaksian mereka, mereka sudah terapung-apung selama 20 hari dengan perahu kecil,” ungkap AKBP Kuncoro, dikutip dari AA.
Ia pun mengatakan para pengungsi Rohingya awalnya berjumlah 10, tetapi 5 diantaranya meninggal dunia karena kekurangan makanan dan tubuh mereka kemudian dibuang ke laut.
Etnis Rohingya, digambarkan oleh PBB sebagai etnis yang paling teraniaya dan tertindas di dunia, Mereka telah menghadapi ketakutan tinggi akibat serangan pasukan Myanmar dan para ektrimis Buddha.
Sedikitnya 9.000 Rohingya dibantai di negara bagian Rakhine mulai 25 Agustus hingga 24 September, demikian menurut laporan Doctors Without Borders [MSF].
Dalam laporan yang diterbitkan pada 12 Desember lalu, organisasi kemanusiaan global itu mengatakan bahwa kematian 71,7 persen atau 6.700 Muslim Rohingya disebabkan oleh kekerasan. Diantara para korban jiwa itu, termasuk 730 anak di bawah usia 5 tahun.
Dilaporkan bahwa lebih dari 647.000 penduduk Rohingya terpaksa menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017 ketika Tentara Myanmar melancarkan tindakan brutal dan kejam terhadap Minoritas Muslim itu, sementara itu menurut angka PBB, jumlahnya adalah 656.000 jiwa.
Para pengungsi Rohingya tersebut melarikan diri dari operasi militer brutal Myanmar yang telah melihat pasukan militer dan massa ektrimis Budhdha membunuhi pria, wanita dan anak-anak, bahkan menjarah rumah-rumah dan membakar desa-desa Muslim Rohingya.[IZ]