BERLIN, (Panjimas.com) – Masjid di ibukota Jerman Berlin baru-baru ini dirusak Kamis malam (05/04), insiden perusakan ini diduga dilakukan oleh para pendukung organisasi teror PYD / PKK, demikain menurut pengelola masjid.
Para penyerang menuliskan slogan-slogan di jendela Masjid Mescid-i Aksa, yang dikelola oleh Asosiasi Islam Turki untuk Urusan Agama, Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB).
Jendela Masjid Mescid-i Aksa dicat kuning, merah dan hijau, warna yang digunakan oleh organisasi teroris itu untuk bendera kebanggaan mereka.
Setidaknya 40 serangan semacam itu tercatat dilancarkan sejak awal tahun 2018 ini di Jerman.
Kelompok PYD / PKK dan organisasi sayap kiri mengklaim bertanggung jawab atas lebih dari 24 serangan sejak peluncuran Operasi Olive Branch yang dipimpin Militer Turki di wilayah Suriah Barat Laut, Afrin, yang bertujuan menumpas milisi YPG / PKK dan IS.
Serangan-serangan itu menargetkan masjid, asosiasi dan toko-toko milik warga dan asosiasi muslim Turki di berbagai kota, termasuk Berlin, Frankfurt, Hamburg, dan Aachen.
Kepolisian Jerman telah gagal menangkap penyerang di sebagian besar insiden serangan semacam itu.
PKK dilarang di Jerman sejak tahun 1993, tetapi tetap aktif, dengan hampir 14.000 pengikut dan simpatisannya di negara itu.
Pemerintah Turki telah lama mengkritik pemerintah Jerman karena tidak mengambil langkah-langkah serius terhadap PKK, yang menggunakan negara itu sebagai platform untuk kegiatan penggalangan dana, rekrutmen, dan propaganda mereka.
Jerman sebagaimana diketahui memiliki komunitas Turki yang cukup besar dengan 3 juta jiwa, banyak di antaranya adalah generasi kedua dan generasi ketiga warga kelahiran Jerman yang kakek-neneknya merupakan warga Turki yang pindah ke negara itu selama kurun waktu tahun 1960-an.
Aktifitas PKK di Eropa
Operasi PKK selama 3 dekade lebih lamanya, telah membunuh sekitar 40.000 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam beberapa tahun terakhir, melalui cabang-cabangnya di Eropa, PKK juga telah menyelenggarakan berbagai acara yang mempromosikan dirinya di Parlemen Eropa, termasuk atas penolakan terhadap Turki.
Turki telah lama mengeluhkan bahwa meskipun status PKK dilarang, negara-negara Eropa masih mengizinkannya beroperasi tanpa hukuman di tanah mereka.
Turki, misalnya, mengecampkeras pemasangan foto pemimpin teroris PKK yang dihukum yakni Abdullah Öcalan pada sebuah acara tahun 2016 di Parlemen Eropa.
Ankara juga berulang kali mengkritik negara-negara Eropa karena tidak berbuat banyak terhadap kelompok teror tersebut. Turki juga mengecam keras perdagangan narkoba PKK di Eropa dan mendesak tindakan menentangnya.
November lalu, Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan ada beberapa pendukung kelompok teroris PKK di Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE), situasi semacam ini dinilai sebagai “kemunafikan Eropa”, menurut Menlu Turki tersebut.\
Operasi Militer Turki di Afrin Suriah
Afrin merupakan sebuah wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Hatay dan Kilis di Turki. Operasi milliter di Afrin akan digelar lebih luas setelah Operasi Shup Safir selama tujuh bulan yang sukses di Suriah Utara, dan berakhir pada bulan Maret 2017 lalu.
Rezim Bashar al-Assad menyerahkan kendali Afrin kepada milisi kurdi PYD / PKK tanpa pertempuran, dan saat ini ada sekitar 8.000-10.000 personil PYD/PKK berada di wilayah tersebut, demikian menurut informasi yang dihimpun oleh Anadolu Agency.
Setelah Turki memperingatkan kehadiran militernya di Afrin, Milisi PYD/PKK sekarang ini bersembunyi di tempat penampungan dan lubang-lubang di daerah pemukiman di sana.
Ankara meluncurkan Operation Olive Branch pada 20 Januari untuk membersihkan kelompok teroris dari Afrin di Suriah Barat Laut di tengah ancaman yang berkembang yang ditimbulkan dari wilayah tersebut ke Turki.
Kantor Staf Umum Militer Turki telah menekankan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk membangun keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan wilayah tersebut serta melindungi warga Suriah dari penindasan dan kekejaman para teroris.
Militer Turki juga menggarisbawahi bahwa hanya target teror yang harus dihancurkan dan “sangat berhati-hati” untuk tidak membahayakan warga sipil.
PYD/ PKK merupakan cabang Suriah dari organisasi militan Kurdi yang telah dimasukan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa serta Turki – dan mulai melakukan kampanye bersenjata pada bulan Juli 2015.
Sejak pertengahan 1980an, PKK telah melancarkan kampanye teror yang luas melawan negara Turki, di mana diperkirakan 40.000 orang dibunuh.
Sejak saat itu, mereka telah membunuh lebih dari 1.200 personil keamanan dan warga sipil Turki, termasuk perempuan dan anak-anak.
PKK berjuang untuk kemerdekaan dan kepentingan nasionalime etnis Kurdi.
Sejak puluhan tahun lamanya PKK memperjuangkan ideologi marxisme-leninis, mencita-citakan Negara Komunis dengan berbasis nasionalisme Kurdi.
Dengan karakter ektrim kiri komunis yang keras ini telah lama mereka berseteru dengan Turki.[IZ]