RIYADH, (Panjimas.com) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk keras penggunaan kekuatan ”sewenang-wenang dan membabi buta” oleh pasukan India, yang membunuh sedikitnya 17 warga Muslim Kashmir, Ahad (01/04).
Dalam pernyataan Senin (02/04), Sekretaris Jenderal OKI, Yousef bin Ahmed al-Othaimeen mendesak komunitas internasional “untuk memainkan peran yang sah dalam mempromosikan solusi yang adil dan langgeng terhadap perselisihan Kashmir”, dikutip dari AA.
Solusinya, menurut pernyataan Sekjen OKI itu, haruslah sesuai dengan “resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB dan resolusi OKI yang relevan dan menanggapi aspirasi rakyat Kashmir”.
Al-Othaimeen juga mendesak India untuk mengizinkan tim misi pencarian fakta [TPF] – yang dipimpin oleh perwakilan khusus OKI untuk Jammu dan Kashmir dan Komisi Hak Asasi Manusia Permanen Independen OKI – ke wilayah Jammu dan Kashmir yang kini dikontrol India.
“SekretarisJenderal juga menyampaikan belasungkawa tulusnya kepada para keluarga korban dan berharap pemulihan cepat bagi korban terluka,” tulis pernyataan OKI itu.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Juga di area gletser Siachen di Kashmir Utara, tentara India dan Pakistan telah bertempur sesekali sejak tahun 1984. Kemudian, gencatan senjata mulai berlaku pada tahun 2003.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).
India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan berbagai bagiannya.
Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China.[IZ]