JAKARTA, (Panjimas.com) – Pada hari Senin (2/4) kemarin, Tim Pembangunan RS Indonesia dan MER-C melepas keberangkatan tim tambahan dari divisi konstruksi ke wilayah konflik Rakhine State, Myanmar. Tim ini terdiri dari dua relawan, yaitu Karidi bin Martono Parjo dan Wanto bin Kartu Karyomejo.
Adapun tujuan keberangkatan tim adalah untuk mempercepat progress pembangunan RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar. Dengan tambahan dua relawan, maka jumlah relawan Indonesia di Rakhine State, Myanmar untuk program pembangunan RS Indonesia menjadi empat orang. Mereka semua akan bertugas di wilayah ini hingga pembangunan RS Indonesia selesai.
Karidi dan Wanto terpilih dalam penugasan kali ini karena memiliki pengalaman sebagai Tim Pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Karidi pernah dua kali ditugaskan dan tinggal di wilayah terblokade ini selama total 3 tahun. Dengan keahlian khusus yang dimilikinya, yakni di dalam bidang mekanikal elektrikal, dialah yang bertanggung jawab terhadap instalasi listrik dan AC RS Indonesia di Gaza. Seperti halnya Karidi, Wanto yang memiliki keahlian dalam bidang sipil dan arsitektur juga pernah bertugas di Jalur Gaza selama 20 bulan lamanya.
“Dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki kita berharap tambahan dua relawan bisa mengejar progress pembangunan bangunan utama RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar dan pembangunan bisa selesai sesuai jadwal pada bulan September 2018 nanti.” ujar DR. Ir. Idrus M. Alatas, MSc, Ketua Tim Pembangunan RS Indonesia.
Tim ini bertolak dari Jakarta dengan menggunakan maskapai penerbangan Thai Airways dan diperkirakan akan tiba di Yangon pada hari Senin kemarin sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Dari Yangon, Myanmar kedua relawan itu akan melanjutkan perjalanan ke Sittwe, Ibukota Rakhine State dengan menggunakan penerbangan lokal yang ada disana. Khusus untuk mencapai lokasi pembangunan RS Indonesia masih harus diperlukan lagi perjalanan darat sekitar 3-4 jam menuju lokasi.
Dalam misi kemanusiaan ini, mereka para Tim Relawan juga meminta dukungan dan support dari seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kaum muslimin. Dukungan dan partisipasi bisa diwujudkan dalam bentuk donasi maupun doa untuk kelancaran atas Pembangunan RS Indonesia yang sedang dalam proses pembangunan di Rakhine State, Myanmar.[ES]