ADANA, (Panjimas.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Ahad (01/04) lalu mengkritik keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas komentarnya yang menargetkan operasi anti-teror Turki yang sedang berlangsung di Afrin, Suriah.
“Dia [Netanyahu] mengatakan tentara kami menindas orang-orang di Afrin. Netanyahu, Anda sangat lemah, sangat miskin,” pungkas Recep Tayyip Erdogan.
“Kami berurusan dengan teroris, tetapi Anda tidak. Karena Anda adalah negara teror,” tegas Erdogan saat berpidato di Kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Provinsi Adana, Turki Selatan, dikutip dari AA.
Pernyataan Erdogan ini disampaikan setelah sedikitnya 16 warga Gaza gugur menjadi martir dan ratusan korban lainnya terluka pada hari Jumat (30/03) ketika pasukan Israel menembaki para pengunjuk rasa yang menggelar aksi “Great Return March” [Gerakan Pulang Raya], dalam rangka memperingati “Hari Tanah ke-42”.
Menanggapi banyaknya korban jiwa dan luka dalam Aksi “Great Return March”, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan hari Sabtu sebagai hari berkabung nasional atas kematian belasan warga Palestina, Jumat (30/03).
Presiden Turki itu pun memanggil Pemimpin Israel [Benjamin Nentayahu] sebagai “penjajah” Palestina, Selain itu, Erdogan juga menyebut bahwa Netanyahu tidak memiliki hak untuk mengkritik Turki.
“Anda juga seorang teroris. Sejarah merekam apa yang telah Anda lakukan kepada semua rakyat Palestina yang tertindas,” tegas Erdogan, seraya menambahkan bahwa ia yakin warga Israel juga terganggu oleh kejahatan Netanyahu.
Aksi demonstrasi Jumat di perbatasan Jalur Gaza-Isarel adalah awal dari rentetan aksi protes selama 6 pekan yang memuncak pada tanggal 15 Mei, warga Palestina menyebutnya sebagai “Nakba”, atau “Malapetaka”, ketika Israel diciptakan.
Para demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diizinkan mendapatkan hak-haknya untuk pulang kembali ke kota-kota dan desa-desa yang keluarga mereka diami saat terpaksa melarikan diri, atau diusir dari tanah miliknya, saat negara Yahudi Israel dideklarasikan pada tahun 1948.[IZ]