GAZA, (Panjimas.com) – “Hak Pulang rakyat Palestina, lebih dari sekadar slogan kosong,” tegas Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, Jumat (30/03).
“‘Pengembalian hak pulang kami, tidak hanya slogan belaka untuk diulang-ulang hingga memuakkan,” pungkas Haniyeh di sela-sela aksi demonstrasi massa “Great Return March” di dekat perbatasan Timur Jalur Gaza dengan Israel, tuk mewujudkannya”, tandasnya.
“Tidak ada solusi untuk permasalahan nasional Palestina, kecuali kembali pulang ke tanah kami yang diduduki pada tahun 1948,” tegas Ismael Haniyeh.
Puluhan ribu warga Palestina di Jalur Gaza, Jumat (30/03) lalu berkumpul di wilayah perbatasan Timur Gaza dengan Israel, di mana mereka menggelar aksi unjuk rasa “Great Return March” [Gerakan Pulang Raya] dalam rangka menegaskan kembali hak-hak mereka untuk kembali pulang ke rumah leluhur dan tanah air mereka di Palestina yang bersejarah.
Aksi demonstrasi massal Jumat (30/03) itu juga dimaksudkan untuk menekan Israel agar segera mencabut blokade terhadap wilayah pesisir Gaza yang sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Aksi ini didukung oleh hampir semua faksi politik Palestina, yang telah berulang kali menekankan bahwa kegiatan ini merupakan aksi damai.
Para aktivis Palestina menggambarkan kamp-kamp dan tenda-tenda perkemahan itu sebagai “titik pementasan untuk kami kembali ke tanah air dari mana kami diusir pada 1948”, dikutip dari Anadolu,
Dijuluki “Great Return March”, Aksi demonstrasi Jumat di Jalur Gaza juga bertepatan dengan “Hari Tanah ke-42”, memperingati pembunuhan 6 warga Palestina oleh pasukan Israel pada tahun 1976.
Meskipun aksi ini merupakan aksi damai, namun pasukan Israel menanggapinya dengan brutal hingga paling tidak 14 warga Palestina gugur menjadi martir akibat tindakan kejam dan brutal Militer Israel.[IZ]