TEL AVIV, (Panjimas.com) – Salah seorang Kepala Rabbi Israel memicu kecaman keras berbagai pihak pekan lalu ketika dirinya membandingkan orang kulit hitam dengan “monyet”, ditengah kebijakan Israel yang menerbitkan rencana kontroversial pengusiran massal ribuan imigran Afrika, dilansir dari Daily Sabah.
Rabbi Yitzhak Yosef, yang mewakili umat Yahudi Sephardic Israel dari Timur Tengah dan keturunan Afrika Utara, membuat komentar rasis ini dalam khotbah pekanannya.
“Kami tidak mengucapkan berkah untuk setiap negro,” pungkas Yosef.
“Dia harus menjadi seorang negro yang Ibu dan Ayahnya berkulit putih. Kau tahu, mereka memiliki monyet untuk seorang putra, mereka memiliki seorang putra seperti itu”, ujarnya.
Kantor Rabbi Yitzhak Yosef mengatakan bahwa Ia mengutip sebuah bagian dari kitab Talmud saat Ia menggunakan istilah penghinaaan dan pelecehan untuk orang kulit hitam dan kemudian menggantinya dengan monyet.
Anti-Defamation League dengan cepat menanggapi komentar rasis Rabbi Yitzhak Yosef.
Organisasi yang berbasis di New York City yang ditujukan untuk memerangi anti-Semitisme dan Rasisme itu kemudian menyebut komentar Rabbi Yosef “didakwa secara rasial” dan “sama sekali tidak dapat diterima.”
Yosef telah mendapat masalah sebelumnya karena Ia menegaskan bahwa perempuan sekuler berperilaku seperti binatang karena mereka berpakaian tidak sopan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan Januari lalu mengumumkan pelaksanaan program untuk pemindahan massal para imigran Afrika yang memasuki negara itu secara ilegal, dan memberi mereka pilihan antara pergi secara sukarela atau menghadapi hukuman penjara tanpa batas dengan pengusiran paksa pada akhirnya.
Rencana deportasi atau pemenjaraan bagi para imigran Afrika di Israel menuai kritik keras dari Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa serta dari beberapa aktivis hak asasi manusia.
Para pejabat Israel mengatakan bahwa tidak seorang pun yang mereka klasifikasi sebagai pengungsi atau pencari suaka akan dideportasi, meskipun proses pemberian suaka telah dikritik sebagai kebijakan yang sangat lambat dan bias terhadap klaim. Untuk diketahui, hanya segelintir klaim suaka yang telah disetujui dalam beberapa tahun terakhir.[IZ]