NEW YORK, (Panjimas.com) – Kepala Badan Pangan PBB mengatakan jumlah penduduk di seluruh dunia kini berada dalam bahaya kematian dan darurat pangan kecuali mendapatkan pasokan makanan melonjak tajam menjadi 124 juta jiwa tahun 2017 lalu, hal ini utamanya dikarenakan “berbagai pihak [berkonflik] tidak berhenti saling menembaki satu sama lain”, seperti dilansir dari Associated Press.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia, World Food Program (WFP), David Beasley mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB Jumat (23/03) bahwa hampir 32 juta jiwa kini berada dalam kondisi kelaparan, Mereka tinggal di empat negara yang dilanda konflik, yakni Somalia, Yaman, Sudan Selatan, dan Nigeria Timur Laut.
Basley mengatakan bahwa secara global, 60 persen dari 815 juta orang yang lapar kronis, tidak tahu kapan pasokan makanan berikutnya datang untuk menyambung hidup mereka di daerah konflik yang berkecamuk di negaranya.
Kepala Badan Kemanusiaan PBB Mark Lowcock mengatakan menurut data terbaru, Nigeria Timur Laut, Yaman dan Sudan Selatan masih menghadapi risiko kelaparan.[IZ]